Kilas Balik; Gempa Kanto Jepang 1923

TOKYO | Priangan.com – Jepang adalah salah satu negara yang kerap diguncang gempa. Posisinya yang berada di pertemuan beberapa lempeng besar bumi membuat negeri itu tidak pernah benar-benar lepas dari ancaman bencana alam. Salah satu gempa yang tercatat paling mematikan dalam sejarah modern Jepang adalah gempa besar Kanto yang terjadi pada 1 September 1923.

Siang hari itu, guncangan berkekuatan magnitudo 7,9 melanda wilayah Kanto, mencakup Tokyo, Kanagawa, Chiba, dan daerah sekitarnya. Getaran kuat tersebut terjadi tepat ketika banyak warga sedang menyalakan api untuk memasak makan siang. Walhasil, ratusan titik kebakaran pecah di berbagai sudut kota. Itu diperparah dengan tiupan angin kencang dari badai yang melintas di perairan barat Jepang.

Di Tokyo, ribuan orang terjebak dalam kobaran api. Kawasan Honjo mencatat korban terbesar, ketika puluhan ribu pengungsi berkumpul di gudang militer dan tersapu pusaran api yang menewaskan hampir seluruhnya. Peristiwa serupa juga terjadi di distrik hiburan Yoshiwara, di mana ratusan orang tak mampu keluar dari kompleks berpagar tinggi dan akhirnya kehilangan nyawa.

Kerusakan akibat gempa tidak hanya menelan banyak korban jiwa, tetapi juga menghancurkan sebagian besar infrastruktur ibu kota. Lebih dari setengah juta rumah hancur, sementara nilai kerugian material mencapai miliaran yen. Laporan resmi menyebut korban meninggal dan hilang lebih dari 100 ribu orang, menjadikannya salah satu bencana paling mematikan sepanjang abad ke-20 di Jepang.

Pemerintah segera membentuk badan darurat untuk menangani bencana. Ribuan tentara dikerahkan membantu proses evakuasi, sementara halaman-halaman istana dibuka bagi para pengungsi. Bantuan juga datang dari luar negeri, termasuk komunitas ekspatriat di Kobe yang menggalang dana serta mengevakuasi ribuan korban ke pelabuhan selatan Jepang.

Lihat Juga :  Akhir Tragis Sang Pahlawan Legendaris Yunani: Achilles

Pasca bencana, pemerintah mengeluarkan dekrit rekonstruksi yang menekankan pentingnya membangun kembali Tokyo tidak hanya sebagai pusat pemerintahan, tetapi juga sebagai simbol kekuatan kekaisaran. Langkah ini kemudian disertai dengan penyusunan kebijakan pendidikan yang menekankan nasionalisme, loyalitas kepada kaisar, serta penguatan moral bangsa.

Lihat Juga :  Dari Majapahit ke Republik, Sejarah Pengakuan Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia

Sejarawan mencatat bahwa gempa Kanto bukan hanya meninggalkan kehancuran fisik, tetapi juga membentuk arah politik dan sosial Jepang di tahun-tahun berikutnya. Di tengah semangat modernisasi yang mulai tumbuh sejak era Meiji, bencana itu justru menjadi titik balik yang dimanfaatkan pemerintah untuk memperkuat kontrol ideologis dan menegaskan kembali pentingnya kesetiaan pada negara.

Hampir seabad berlalu, gempa Kanto masih dikenang sebagai tragedi yang merenggut ratusan ribu nyawa dan meninggalkan jejak mendalam dalam perjalanan Jepang menuju era modern. (wrd)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos