Kidung Mendung Galunggung Dipasung Penambangan tak Berujung

TASIKMALAYA | Priangan.com – Penambangan pasir di Galunggung, Kabupaten Tasikmalaya, telah berlangsung selama puluhan tahun, mengubah pemandangan alam dari sawah hijau menjadi lahan gundul penuh lumpur dan bebatuan. Saksi hidup, Aa Cungkring, yang menambang sejak 1970, menggambarkan bagaimana masyarakat awalnya menggali pasir secara tradisional. Setelah erupsi Gunung Galunggung pada 1982, penambangan semakin meningkat, dengan pengusaha besar seperti Endang Abdul Malik, yang dikenal sebagai “Sultan Galunggung,” mengambil alih. Namun, eksploitasi yang berlebihan telah merusak lingkungan, mencemari sungai, dan mengancam pertanian lokal. Kebijakan Gubernur Jawa Barat untuk menutup tambang yang merusak alam memicu dilema: di satu sisi, ribuan orang berpotensi kehilangan pekerjaan, sementara di sisi lain, kerusakan lingkungan yang parah harus diatasi. Situasi ini menciptakan tantangan besar bagi masyarakat dan pemerintah dalam mencari keseimbangan antara kebutuhan pembangunan dan pelestarian lingkungan. Naskah: AI | Editor: Aditama

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos