JAKARTA | Priangan.com – Ketua Majelis Ulama (MUI) Indonesia, KH. Anwar Iskandar, menyebut kalau program makan gratis untuk rakyat merupakan bagian dari perintah Allah S.W.T. Hal itu disampaikannya saat menjadi penceramah dalam acara Zikir dan Doa Kebangsaan 79 Tahun Indonesia Merdeka, di Halaman Istana Merdeka, pada Kamis, 1 Agustus 2024.
Dalam kesempatan itu, mulanya Anwar menyinggung soal keadaan negara yang ideal menurut Allah S.W.T yang tertuang dalam Al-Quran Surat Quraisy. Pertama, menurutnya negara yang baik adalah negara yang bangsanya beriman dan bertakwa kepada tuhannya sesuai dengan agamanya. Lalu, yang kedua adalah rakyatnya harus makan, karena makan itu sangat penting untuk makhluk hidup.
“Kata Al-Qur’an, makan itu penting. Jadi, kalau ada seorang presiden, seorang wakil presiden punya program beri makan rakyat, itu program Allah SWT,” katanya, seperti dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Jumat, 2 Agustus 2024.
Sontak, pernyataan Anwar itu pun langsung mengundang tawa dari para jemaat yang hadir dalam kesempatan itu. Di saat yang bersamaan, ia pun kembali menegaskan bahwa program tersebut adalah program dari Allah S.W.T.
“Ya, iya kan? Mau dilawan? Mau kita lawan? Itu program Tuhan itu, jangan ada orang kelaparan karena dengan makannya cukup, gizi cukup, susu baik, cerdas jadi anak-anak yang cerdas, 4 sehat 5 sempurna,” jelasnya.
Selain itu, sambung Anwar, yang ketiga adalah kondisi masyarakat dan negara harus aman serta terjaga dengan baik. Oleh karena itu, menurutnya, Indonesia butuh aparat TNI maupun Polri yang kuat dan profesional, agar keamanan di negara ini bisa terjaga dengan baik.
“Keamanannya kuat itu program Allah SWT, Panglima TNI dan Kapolri kan meneruskan saja,” tandasnya.
Seperti diketahui, pernyataan sosok Ketua MUI ini mempunyai korelasi dengan salah satu program unggulan yang digagas oleh Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2024, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Pasangan tersebut sudah sejak lama sudah gencar bakal memberikan program makan gratis kepada jutaan anak yang ada di Indonesia. Meski demikian, tak sedikit dari kalangan mereka yang menilai bahwa program ini tidak efektif dan cenderung tidak terlalu penting. Apalagi setelah munculnya isu soal penurunan alokasi anggaran makan siang gratis dari Rp.15.000 per anak menjadi Rp.7500. (wrd)