Ketika Eropa Diterpa Wabah Hitam

JAKARTA | Priangan.com – Wabah Hitam menjadi salah satu wabah penyakit terbesar dalam sejarah manusia yang mengguncang dunia pada pertengahan abad ke-14. Pandemi pes ini menyapu hampir seluruh wilayah Eropa antara tahun 1347 hingga 1351 dan menewaskan sekitar sepertiga populasi benua. Peristiwa tersebut meninggalkan dampak mendalam terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat Eropa selama berabad-abad setelahnya.

Wabah ini bermula ketika kapal dagang dari Laut Hitam berlabuh di pelabuhan Messina, Italia, pada Oktober 1347. Kapal-kapal tersebut membawa barang dagangan dari Asia, namun tanpa disadari juga membawa tikus yang menjadi inang bagi kutu pembawa bakteri Yersinia pestis. Dari pelabuhan-pelabuhan itulah penyakit menyebar cepat melalui jalur perdagangan ke berbagai kota besar seperti Genova, Marseille, dan Paris sebelum akhirnya menjangkau hampir seluruh wilayah Eropa.

Dalam waktu singkat, masyarakat Eropa dihadapkan pada penyakit yang belum pernah terjadi sebelumnya. Gejala penyakitnya sangat mengerikan, seperti demam tinggi, pembengkakan kelenjar getah bening, dan pendarahan di bawah kulit yang menyebabkan tubuh tampak menghitam. Kondisi inilah yang membuat masyarakat menamai penyakit tersebut sebagai “Black Death” atau Wabah Hitam.

Penyakit menyebar cepat karena kondisi kebersihan yang buruk dan padatnya permukiman penduduk. Banyak yang tidak memahami asal-usul penyakit, sehingga muncul berbagai anggapan mistis. Sebagian masyarakat mengira wabah itu merupakan hukuman Tuhan atas dosa manusia, sementara yang lain menuduh kelompok tertentu sebagai penyebabnya. Suasana pun menjadi tegang, sejumlah kota memberlakukan karantina serta menutup pintu masuk bagi pendatang.

Diperkirakan sekitar 25 hingga 50 juta orang meninggal akibat wabah ini. Jumlah tersebut sangat besar untuk ukuran populasi dunia pada masa itu. Dampaknya terasa luas, bukan hanya pada aspek kesehatan, wabah ini juga mengguncang perekonomian dan tatanan sosial. Kekurangan tenaga kerja membuat upah meningkat, para bangsawan terpaksa menyesuaikan sistem feodal yang telah lama diterapkan. Sejarawan menilai perubahan besar setelah wabah ini menjadi salah satu pemicu pergeseran menuju zaman modern di Eropa.

Lihat Juga :  Datoek Soetan Maharadja; Pelopor Pers Melayu yang Berani Menentang Kolonialisme

Upaya penanganan kala itu masih terbatas karena dunia medis belum mengenal konsep bakteri dan kebersihan. Dokter mencoba berbagai metode yang kini diketahui tidak efektif, seperti membakar dupa atau mengeluarkan darah dari tubuh pasien. Baru berabad-abad kemudian diketahui kalau penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis yang menular melalui gigitan kutu pada tikus, serta dapat berpindah antarmanusia melalui udara dalam bentuk pneumoniknya.

Lihat Juga :  Wawacan Sajarah Sukapura

Wabah Hitam akhirnya mereda pada awal 1350-an ketika sebagian besar populasi yang tersisa telah terpapar atau memiliki kekebalan alami. Meski begitu, penyakit ini tidak pernah benar-benar hilang dan sempat muncul kembali dalam gelombang-gelombang kecil di beberapa wilayah selama abad-abad berikutnya. (wrd)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos