SINGAPARNA | Priangan.com – Kabupaten Tasikmalaya berhasil meraih predikat Juara Umum dalam ajang Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2025 untuk jenjang Sekolah Dasar (SD).
Dalam festival yang digelar oleh Balai Bahasa Jawa Barat dan berlangsung pada 6–8 Oktober 2025 di Hotel Horison Optima, Bandung, itu Kabupaten Tasikmalaya tampil dominan di berbagai kategori dengan memborong sejumlah gelar juara.
Beberapa di antaranya yakni Juara 1 untuk lomba Maca jeung Nulis Aksara Sunda Putra, Juara 1 Nembang Pupuh Putra, dan Juara 1 Borangan Putra. Selain itu, Tasikmalaya juga meraih Juara 2 Maca Sajak Putri, Juara 3 Borangan Putri, serta beberapa posisi harapan di kategori lainhya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya, Dadan Wardana, menyampaikan rasa syukur dan bangganya atas capaian tersebut. Ia menilai keberhasilan ini merupakan hasil dari kerja keras para siswa, serta dedikasi para guru yang selama ini dengan setia membimbing dan mendampingi mereka.
“Prestasi ini menjadi kebanggaan sekaligus motivasi bagi kami untuk terus mengembangkan potensi peserta didik, khususnya dalam pelestarian bahasa daerah. Ini bukti nyata bahwa generasi muda Tasikmalaya mampu berprestasi tanpa melupakan akar budaya daerahnya,” katanya saat ditemui pada Jumat, (10/10/2025).
Dadan menambahkan, ajang ini diikuti oleh ratusan peserta dari 27 kabupaten dan kota di seluruh Jawa Barat. Para peserta berkompetisi dalam berbagai cabang lomba seperti maca jeung nulis aksara Sunda, nembang pupuh, borangan (ngabodor sorangan), maca sajak, ngadongeng, hingga biantara.
Menurutnya, kegiatan FTBI menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam revitalisasi bahasa daerah agar tetap hidup dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Program ini merupakan salah satu agenda penting dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang bekerja sama dengan pemerintah daerah di seluruh Indonesia.
“Dalam pelaksanaannya, FTBI ini menjadi ajang kompetisi sekaligus sarana menanamkan rasa bangga terhadap bahasa ibu. Melalui kegiatan ini, siswa didorong untuk mencintai, memelihara, dan menggunakan bahasa daerahnya secara aktif di tengah arus modernisasi,” bebernya.
Dadan berharap keberhasilan ini dapat menjadi pemacu semangat bagi para guru dan siswa di Tasikmalaya untuk terus mempertahankan tradisi berbahasa Sunda dengan penuh kecintaan dan kebanggaan. Ia juga berkomitmen bahwa Dinas Pendidikan dan Kebudayaan akan terus memberikan dukungan terhadap berbagai kegiatan yang berorientasi pada pelestarian budaya dan bahasa daerah.
“Semoga prestasi ini tidak berhenti sampai di sini. Kami juga berharap para siswa terus bersemangat dalam menjaga dan mengembangkan warisan budaya Sunda agar tetap lestari bagi generasi yang akan datang,” pungkasnya. (Eri)