Historia

Kenapa Lilin dalam Imlek Identik dengan Warna Merah?

Ilustrasi lilim imlek | Net

JAKARTA | Priangan.com – Sebagian masyarakat Indonesia, khususnya mereka yang beragama Konghucu, sebentar lagi akan merayakan Imlek. Ya, ini merupakan hari peringatan penting. Pasalnya, Imlek tidak hanya menjadi momentum berkumpul bersama keluarga tetapi juga penuh dengan makna dan tradisi. Salah satu elemen ikonik yang selalu hadir dalam perayaan Imlek adalah lilin berwarna merah.

Dalam tradisi Imlek, lilin merah memiliki arti mendalam. Lilin ini melambangkan harapan, doa, dan penerang kehidupan. Api yang menyala pada lilin dianggap sebagai simbol perlindungan serta cahaya yang membimbing umat untuk mendapatkan keberkahan di dunia maupun di akhirat. Lilin-lilin ini biasanya terus dinyalakan sepanjang perayaan berlangsung, melambangkan permohonan untuk kelimpahan rezeki dan kebahagiaan.

Di klenteng atau vihara, lilin merah sering kali ditemukan dalam berbagai ukuran. Lilin berukuran besar diyakini membawa rezeki yang lebih besar bagi mereka yang menyalakannya, sebuah simbol keyakinan akan masa depan yang lebih cerah. Tradisi ini mencerminkan filosofi masyarakat Tionghoa yang penuh dengan semangat kerja keras dan harapan akan hasil yang baik.

Warna merah pada lilin juga memiliki makna historis yang kuat. Warna ini dikaitkan dengan kehidupan para petani di masa lalu. Ketika hujan datang disertai petir, warna merah menjadi simbol dari hujan yang membawa berkah bagi panen. Selain itu, merah melambangkan keberuntungan, keberanian, dan perlindungan dari hal-hal buruk.

Kepercayaan ini juga terhubung dengan legenda Nian, makhluk mitologi yang konon takut pada warna merah, api, dan suara bising. Dalam kisahnya, Nian adalah sosok menyeramkan yang sering memangsa hasil panen, ternak, dan bahkan anak-anak. Warna merah kemudian menjadi alat perlindungan yang dipercaya mampu mengusir Nian, sekaligus melambangkan kemenangan atas ancaman tersebut. (ersuwa)

Tonton Juga :  Menembus Kain, Revolusi Mesin Jahit yang Mengubah Dunia
zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: