BANYUWANGI | Priangan.com – Inilah alat musik Kempul, salah satu instrumen tradisional yang menjadi baian penting dalam kesenian Banyuwangi. Alat musik yang satu ini masuk ke dalam keluarga gamelan dan bentuknya menyerupai gong, hanya saja ukurannya jauh lebih kecil. Biasanya, Kempul digantung bersama gong besar lalu dimainkan dengan cara dipukul untuk menghasilkan dentingan khas yang memberi penanda dalam sebuah gendhing.
Sejak dulu, Kempul sudah hadir dalam kehidupan masyarakat Jawa Timur, terutama dalam kesenian rakyat seperti Jaranan Sentherewe. Kesenian ini bahkan sudah dikenal sejak abad ke-13 dan jejaknya terlihat pada relief di Candi Penataran Blitar.
Dalam pertunjukan Jaranan, Kempul biasanya ditempatkan bersama instrumen lain, seperti kendang, saron, hingga jepaplok. Alat musik ini biasanya menjadi aksen yang mengiri perubahan tempo maupun tema dalam pagelaran musik.
Di Banyuwangi, Kempul disimbolkan sebagai simbol kekayaan budaya. Bunyi dentingannya dipercaya memberikan nuansa magis, apalagi ketika dimainkan bersama kendang dan gong besar.
Perjalanan Kempul semakin tenar ketika istilah Kendang Kempul diperkenalkan pada era 1980-an oleh Bung Sutrisno dari Arbas Group. Kala itu, Karya-karya ciptaannya dibawakan oleh sejumlah penyanyi terkenal Banyuwangi seperti Sumiati dengan lagu-lagu populer seperti Joged Belambangan. Ditinggal Bakale, dan Isun Cemburu. Musiknya kala itu kental dengan tangga nada pentatonik yang menjadi ciri khas gamelan tradisional.
Memasuki akhir 1990-an, musisi Catur Arum kemudian membawa pembaruan dengan menambahkan sentuhan keroncong dalam aransemen Kendang Kempul. Dari sini,ah, musik Banyuwangi mulai berkembang lebih dinamis dan tidak hanya terpaku pada tema-tema musik klasik. Lagu-lagu yang lahir di era berikutnya bahkan cenderung lebih modern sehingga lebih dekat dan diminati olah para kaula muda.
Perubahan besar baru terjadi di awal 2000-an. Pada saat itu, gelombang musik dangdut koplo sangat tenar di berbagai daerah, termasuk Banyuwangi. Gelombang inilah yang membuat Kempul semakin dikenal luas, apalagi dengan kehadiran penyanyi-penyanyi populer seperti Nella Kharisma, Yeni Inka, hingga Vita Alvia yang turut mempopulerkan irama Kendang Kempul bernuansa dangdut.
Sampai saat ini, Kempul tetap eksis menghiasi musik-musik yang ada di tanah air. Walau begitu, ia tetap menjadi bagian dari identitas musik Banyuwangi. Tak sedikit grup musik dan seniman daerah yang terus merawatnya dengan menambahkan sentuhan kontemporer agar bisa dinikmati lintas generasi. (wrd)