JAKARTA | Priangan.com – Isu soal wacana impor susu dari Vietnam untuk penuhi kebutuhan program makan bergizi gratis belakangan ini tengah mencuat ke permukaan. Tak tanggung, kebutuhan impor susu tersebut dikabarkan mencapai 1,8 juta ton. Praktis, hal ini menimbulkan pro dan kontra.
Menyikapi hal itu, pihak Kementerian Pertanian kemudian buka suara. Lewat Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Moch. Arief Cahyono, Kementan menegaskan kalau selama ini tidak ada rencana untuk melakukan impor susu dari Vietnam, tetapi lebih kepada mengajak investor Vietnam untuk membangun industri sapi perah di Indonesia.
“Perlu ditegaskan bahwa Indonesia tidak merencanakan impor 1,8 juta ton susu dari Vietnam. Kebijakan yang diinisiasi oleh Kementan adalah mengundang investor asal Vietnam untuk membangun industri sapi perah di Indonesia dengan tujuan meningkatkan produksi susu nasional, bukan untuk mengimpor produk susu,” kata Arief, seperti dikutip Radarsumbar.com, Selasa, 29 Oktober 2024.
Arief menambahkan, hubungan kerjasama dengan Vietnam yang difokuskan pada peningkatan produksi susu di dalam negeri ini dilakukan sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, yang menginginkan kalau Indonesia bisa mandiri pangan dalam beberapa tahun ke depan.
Menurutnya, jika kerjasama ini berhasil, maka peroduktifitas susu di dalam negeri bisa meningkat. Dalam beberapa tahun ke depan, jumlahnya bisa mencapai 1,8 juta ton. Maka dari itu, Arief menegaskan kalau angka 1,8 juta ton itu bukanlah angka impor susu, melainkan target produksi susu di dalam negeri hasil kerja sama dengan Vietnam.
“Kami berharap rekan-rekan media dapat menyampaikan informasi ini secara utuh dan akurat, serta mendukung upaya Kementan dalam mendorong pembangunan industri peternakan nasional untuk mencapai kemandirian protein hewani di Indonesia,” pungkasnya. (wrd)