Kemenangan Sekutu di Guadalcanal Mengubah Arah Perang

JAKARTA | Priangan.com – ​Pertempuran Guadalcanal dikenang sebagai salah satu episode krusial dalam Perang Dunia II yang berhasil mengubah alur konflik di kawasan Pasifik. Rangkaian pertempuran yang berlangsung sengit dari Agustus 1942 hingga Februari 1943 ini berawal dari pendaratan pasukan Sekutu, dipimpin oleh Amerika Serikat, di Pulau Guadalcanal, Kepulauan Solomon, pada 7 Agustus 1942.

​Keputusan operasi ini didasari oleh laporan intelijen yang mengungkapkan pembangunan landasan udara oleh Jepang di pulau tersebut. Landasan udara itu dikhawatirkan akan menjadi ancaman serius bagi jalur suplai vital Sekutu yang menghubungkan Amerika Serikat dengan Australia serta Selandia Baru. Dengan posisi yang sangat strategis, Guadalcanal memang berada pada jalur penting di Pasifik Selatan, menjadikannya target utama bagi kedua belah pihak yang tengah berupaya memperkuat posisi militer mereka.

Fokus utama pertempuran segera tertuju pada perebutan kendali atas landasan udara yang kemudian dikenal sebagai Henderson Field. Setelah direbut, landasan ini berperan sentral, memungkinkan Sekutu mengatur operasi udara yang melindungi pergerakan pasukan dan memukul mundur serangan balik Jepang.

​Komando operasi Sekutu pada tahap awal pendaratan berada di tangan Mayor Jenderal Alexander A. Vandegrift dari Korps Marinir dan Laksamana Richmond K. Turner dari Angkatan Laut Amerika Serikat. Sementara itu, Jepang mengerahkan kekuatan besar, baik pasukan darat maupun armada laut, secara bergelombang untuk merebut kembali wilayah yang telah hilang. Pertempuran sengit pun tidak terbatas di daratan.

Kawasan perairan di sekitar Guadalcanal menjadi lokasi konfrontasi laut yang brutal, seringkali terjadi pada malam hari, termasuk dalam upaya Jepang mengirim pasokan melalui konvoi yang dijuluki Tokyo Express.

​Kampanye militer di Guadalcanal berjalan panjang dan melelahkan. Medan yang sulit, keterbatasan suplai, serta serangan balik Jepang yang berulang kali dilancarkan menguji ketahanan pasukan Sekutu. Dalam beberapa fase, Marinir Amerika Serikat harus bertahan dengan persediaan minimum sambil menantikan kapal suplai tiba, yang harus berlayar melewati perairan yang terus diintai oleh armada Jepang.

Lihat Juga :  Begini Sejarah Lahirnya NATO

Di pihak Jepang, kesulitan logistik menjadi hambatan besar, ditambah dengan kelelahan pasukan dan dominasi udara Sekutu yang semakin tak terbantahkan seiring stabilnya operasional Henderson Field.
​Titik akhir pertempuran tercapai pada Februari 1943, ketika Jepang memutuskan untuk menarik seluruh pasukannya dari Guadalcanal.

Lihat Juga :  Mengenal Himeji Castle, Arsitektur Militer Jepang Kuno

Penarikan ini secara resmi mengakhiri salah satu pertempuran paling menentukan di front Pasifik. Kemenangan di Guadalcanal bukan hanya sekadar mengamankan sebuah pulau, hal itu membuka jalan bagi rangkaian operasi ofensif Sekutu selanjutnya hingga menggeser inisiatif strategis perang dari Jepang ke tangan Sekutu. (wrd)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos