JAKARTA | Priangan.com – Jepang adalah salah satu negara yang pernah menjajah Indonesia. Pada masa pendudukannya, ada banya, organisasi yang dibentuk guna menguatkan kontrol Jepang terhadap Indonesia. Salah satunya adalah Keibodab, sebuah barisan semi militer yang dibentuk sebagai organ untuk menjaga keamanan serta kepentingan perang Jepang.
Organisasi ini mulai dibentuk pada tahun 1943. Keibodan kala itu difungsikan sebagai pembantu polisi jepang di tingkat desa. Para anggotanya, kebanyakan berasal dari kalangan pemuda. Mereka bertanggung jawab untuk melakukan ronda malam, patroli, mengatur lalu lintas, sampai dimanfaatkan untuk menjaga berbagai aset penting.
Tak hanya itu, Keibodan yang berada di bawah pengawasan Kepolisian Jepang dan dipersenjatai ini juga kerap digunakan sebagai alat untuk mengeliminasi musuh-musuh jepang dan mengawal berbagai distribusi barang yang punya nilai ekonomi tinggi pada masa itu.
Tak sembarang orang terpilih sebagai Keibodan. Mereka harus mampu mengikuti serangkaian tes terlebih dahulu untuk bisa masuk tercatat sebagai anggota. Proses rekrutmennya pun terbilang berat, hampir sama dengan perekrutan militer. Para calon anggota akan dites berbagai pelatihan fisik hingga mental.
Di setiap desa, Keibodan dibentuk sebagai unit kecil dengan kepala desa atau pejabat lokal sebagai pemimpin. Struktur organisasi ini digunakan sebagai bentuk pengawasan ketat dari pihak Jepang yang kala itu kerap menggunakan kepala polisi atau kepala kecamatan sebagai pengawas utama. Keibodan juga memiliki cabang khusus seperti unit pemuda Tionghoa dan satuan elit di beberapa wilayah.
Keberadaan Keibodan tidak hanya terbatas di pulau Jawa, tapi juga tersebar di wilayah Sumatera hingga ke daratan. Di beberapa wilayah, Keibodan punya penyebutan nama yang berbeda. Di Sumatera, misalnya, organisasi ini dikenal sebagai Bogodan, sementara di Kalimantan disebut Borneo Konan Hokokudan.
Meski memberikan pengalaman berorganisasi dan pelatihan kepada sebagian pemuda kalangan pribumi, Keibodan pada dasarnya hanyalah alat kolonial Jepang yang bersifat represif. Organisasi ini kerap dicap sebagai upaya Jepang untuk memanfaatkan masyarakat Indonesia ke dalam strategi perang mereka. (ersuwa)