TASIKMALAYA | Priangan.com – Malam tenang di Kampung Borolong, Desa Cipakat, Singaparna, berubah menjadi kepanikan ketika api besar melahap enam rumah sekaligus pada Senin (15/9/2025) dini hari. Kobaran api yang muncul sekitar pukul 00.00 WIB dengan cepat menjalar dari sebuah toko shockbreaker ke bangunan lain yang berdempetan.
Dalam waktu singkat, enam kepala keluarga tidak lagi memiliki tempat tinggal. Sebanyak 15 jiwa harus mengungsi ke rumah kerabat terdekat. Wajah letih dan pakaian seadanya menjadi saksi bahwa mereka kini harus menata ulang hidup dari nol.
“Enam keluarga terdampak kehilangan rumah dan usaha mereka. Semua terpaksa mengungsi, beruntung tidak ada korban jiwa maupun luka-luka,” ujar Wakil Ketua FK Tagana Kabupaten Tasikmalaya, Ayatuloh Romdoni.
Petugas gabungan dari BPBD, Damkar, dan FK Tagana bergerak cepat dengan enam unit kendaraan pemadam. Namun, butuh lebih dari tiga jam hingga api benar-benar bisa dijinakkan. Saat api padam sekitar pukul 03.30 WIB, yang tersisa hanyalah puing dan arang dari bangunan yang sebelumnya menjadi sumber penghidupan warga.
Kepolisian mencatat kerugian materi mencapai Rp250 juta. Empat bangunan habis tak bersisa, sementara dua lainnya rusak parah. “Kerugian terbesar ada pada toko shockbreaker yang ditaksir Rp150 juta, lalu rumah pangkas rambut sekitar Rp50 juta, dan satu rumah tinggal Rp50 juta,” jelas Panit Reskrim Polsek Singaparna, Aipda Dwi Santoso.
Untuk kepentingan penyelidikan, lokasi kebakaran kini sudah dipasang garis polisi. Tim Inafis Polres Tasikmalaya juga telah melakukan olah TKP dan memeriksa sejumlah saksi untuk mengungkap penyebab pasti kebakaran.
Meski tidak menelan korban jiwa, peristiwa ini menyisakan luka mendalam. Belasan jiwa kini kehilangan rumah dan mata pencaharian, bergantung pada uluran tangan keluarga dan tetangga. Bagi mereka, api dini hari itu bukan sekadar musibah, tetapi awal dari perjuangan panjang memulihkan kehidupan. (yna)

















