TASIKMALAYA | Priangan.com – Ribuan warga Kota Tasikmalaya masih berjuang melawan penyakit tuberkulosis (TB). Hingga Agustus 2025, tercatat 2.766 orang positif terindikasi TB setelah pemerintah melakukan skrining terhadap lebih dari 10 ribu warga yang diduga terjangkit.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Budi Tirmadi, mengatakan kasus TB di wilayahnya menunjukkan tren kenaikan dari tahun ke tahun. “Ribuan pasien masih dalam proses pengobatan. Angka ini bukan hanya statistik, tapi potret nyata bahwa TB masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat,” ujar Budi, Kamis (2/10/2025).
Ia menyebut penderita TB berasal dari berbagai kelompok usia, mulai dari balita hingga usia produktif. Saat ini sekitar 2.600 orang tercatat aktif menjalani terapi obat. “TB bisa menyerang siapa saja. Karena itu disiplin menjaga pola hidup bersih, makan bergizi, dan rutin memeriksakan diri menjadi kunci pencegahan,” tegasnya.
Suryaningsih, Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, menambahkan tingginya kasus TB mendorong pihaknya untuk terus memperluas skrining di puskesmas dan rumah sakit. “Sejak 2023 hingga 2025, tren kasus TB masih fluktuatif namun tetap tinggi. Pada 2023 tercatat 4.747 kasus, 2024 ada 4.712 kasus, dan tahun ini sudah 2.766 kasus sampai Agustus,” jelasnya.
Ia menyoroti, sebagian besar penderita TB adalah usia produktif dengan dominasi laki-laki. “Anak-anak ada 780 kasus, remaja 1.986 kasus. Secara gender, laki-laki 1.776 orang, perempuan 990 orang. Ini menunjukkan betapa luasnya jangkauan penyakit ini,” katanya.
Pemerintah daerah kini terus menggencarkan edukasi sekaligus mendesak masyarakat untuk segera memeriksakan diri jika mengalami gejala batuk berkepanjangan. “TB bukan penyakit yang bisa dianggap sepele. Dengan pengobatan teratur, TB bisa sembuh. Namun jika terlambat ditangani, risiko penularannya akan semakin besar,” ujar Suryaningsih.
Dengan kondisi tersebut, Pemkot Tasikmalaya menegaskan upaya pemberantasan TB membutuhkan keterlibatan masyarakat, tidak hanya dari sisi tenaga kesehatan. Disiplin pencegahan dan kepedulian untuk melakukan deteksi dini disebut sebagai langkah penting demi menekan angka kasus baru. (yna)