CIAMIS | Priangan.com – Peristiwa keracunan makanan yang dialami puluhan siswa SMPN 4 Pamarican dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) menimbulkan kekecewaan mendalam di kalangan orang tua. Mereka meminta pemerintah melakukan evaluasi serius agar kejadian serupa tidak terulang.
Maniso (57), salah seorang wali murid, mengaku kecewa karena anaknya turut menjadi korban dalam kejadian tersebut.
“Terus terang saya sebagai orang tua sangat kecewa sekali dengan adanya kejadian ini. Kalau saya boleh usul kepada pemerintah, tolong hentikan lah MBG ini. Karena malah menjadi racun seperti ini,” ujar Maniso saat ditemui di Puskesmas Pamarican, Selasa (30/9/2025).
Menurutnya, pola distribusi makanan melalui katering tidak tepat sasaran. Ia menilai lebih baik pemerintah memberikan bantuan dalam bentuk uang agar bisa diolah langsung oleh keluarga masing-masing.
“Misalkan kalau 20 ribu saja, itu kalau diolah sama orang tua sendiri bisa untuk membuat hidangan makan tiga kali. Jadi sehari semalam itu anak bisa makan lauk sampai tiga kali. Daripada kayak begini, malah keracunan,” tambahnya.
Dari pihak sekolah, seorang guru SMPN 4 Pamarican yang enggan disebutkan namanya menuturkan bahwa sejak pengalihan suplai MBG ke Dapur Kembar Catering 3, keluhan sering muncul terkait menu yang disajikan.
“Waktu suplai dari dapur Kertahayu itu makanannya bagus-bagus. Nah, setelah ganti ke dapur SPPG Sukajadi, terlihat menunya selalu kurang pas. Makanya pihak sekolah juga pernah beberapa kali komplain, termasuk menyampaikan keluhan dari para siswa. Tapi tidak pernah ditanggapi. Sampai akhirnya sekarang ada kejadian keracunan seperti ini,” katanya.
Berdasarkan data yang dihimpun, total ada 52 siswa mengalami gejala mulai dari sakit perut, kejang, hingga sesak napas setelah menyantap makanan MBG. Dari jumlah tersebut, 15 siswa dirawat di Puskesmas Pamarican, 9 di Puskesmas Banjarsari, 3 di Puskesmas Kertahayu, serta 3 siswa lainnya mendapat perawatan di RSUD Kota Banjar karena kondisinya lebih serius. Sementara itu, sisanya ditangani di sekolah dengan pengawasan tim medis.
Upaya evakuasi dilakukan menggunakan ambulans dari puskesmas maupun kendaraan relawan desa. Polisi bersama Dinas Kesehatan Ciamis kemudian bergerak melakukan pemeriksaan terhadap dapur katering di Sukajadi yang menjadi penyuplai makanan.
Namun saat proses pemeriksaan berlangsung, awak media tidak diperkenankan masuk ke area dapur. Hingga kini, pihak kepolisian maupun Dinkes belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait hasil penyelidikan. (Eri)