Kasus HIV/AIDS di Kota Tasikmalaya Tembus 1.456, Mayoritas Serang Usia Produktif

TASIKMALAYA | Priangan.com – Angka kasus HIV/AIDS di Kota Tasikmalaya kembali menunjukkan tren peningkatan. Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat, sepanjang Januari hingga Juli 2025 saja sudah ada 95 kasus baru, mayoritas menimpa kelompok usia produktif.

Sejak pertama kali terdeteksi pada 2004 hingga 2025, jumlah kumulatif orang dengan HIV/AIDS (ODHIV) di Tasikmalaya telah mencapai 1.456 kasus. Dari jumlah tersebut, tahun ini tercatat dua kematian, sembilan orang hilang kontak, 17 pasien belum tersedia datanya, dan 12 orang menjalani pengobatan tuberkulosis (TB).

“Dari 12.067 orang yang diperiksa, ada 95 yang positif HIV/AIDS. Usia 21–30 tahun menjadi kelompok terbesar, yakni 53 kasus atau 56 persen,” kata Sekretaris Dinkes Kota Tasikmalaya, Suryaningsih, Selasa (9/9/2025).

Ia merinci, kelompok usia 11–20 tahun tercatat 13 kasus, usia balita (1–10 tahun) ada satu kasus, usia 31–40 tahun sebanyak 19 kasus, usia 41–50 tahun empat kasus, serta usia 51–60 tahun lima kasus. Sebagian besar kasus didominasi lelaki seks dengan lelaki (LSL), selain juga ditemukan pada kalangan pelajar, mahasiswa, hingga pekerja.

Data Dinkes juga menunjukkan sebaran kasus HIV/AIDS cukup merata di seluruh kecamatan. Kecamatan Cihideung dan Tawang menjadi wilayah dengan kasus terbanyak, masing-masing 188 kasus. Menyusul Cipedes (147 kasus), Kawalu (99 kasus), Indihiang (82 kasus), serta kecamatan lainnya dengan total ratusan kasus.

“Kelompok usia produktif sangat rentan, bahkan ada balita yang terpapar sejak lahir. Kami berikan pengobatan gratis menggunakan obat antiretroviral (ARV) untuk menekan perkembangan virus,” jelas Suryaningsih.

Peningkatan kasus HIV/AIDS di Tasikmalaya terus terjadi dalam empat tahun terakhir. Tahun 2022 dan 2023 tercatat masing-masing 145 kasus, 2024 melonjak menjadi 169 kasus, dan pada 2025 baru setengah tahun berjalan sudah ada 95 kasus baru.

Lihat Juga :  Gelombang Panas Menerjang Dunia, Ingatkan Ancaman Perubahan Iklim

Dinkes menegaskan, pencegahan akan terus diperkuat. Pemeriksaan rutin dilakukan pada kelompok berisiko tinggi, termasuk ibu hamil, penderita TB, infeksi menular seksual (IMS), LSL, waria, pekerja seks, pengguna jarum suntik, hingga warga binaan pemasyarakatan.

Lihat Juga :  Gelombang Panas Menerjang Dunia, Ingatkan Ancaman Perubahan Iklim

“Kasus ini bisa menular melalui darah, cairan tubuh, sperma, vagina, atau air susu ibu. Tapi masyarakat tidak perlu takut berlebihan karena HIV/AIDS tidak menular lewat salaman, pelukan, berbagi alat makan, keringat, atau penggunaan toilet bersama,” tegasnya.

Suryaningsih menambahkan, kunci pengendalian HIV/AIDS ada pada kesadaran untuk memeriksakan diri sejak dini. “Penyakit ini memang tidak bisa disembuhkan total, tapi bisa dikendalikan dengan pengobatan teratur. Yang terpenting, jangan takut untuk memeriksa diri,” pungkasnya. (yna)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos