TASIKMALAYA | Priangan.com – Pengurus Daerah Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Tasikmalaya mendorong duet Viman Alfarizi dan Diky Chandra bisa mengembangkan ekonomi syariah di kota santri. Hal itu disampaikan langsung oleh Prof. Dr. H. Kartawan selaku Ketua PD MES Tasikmalaya.
Menurutnya, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencapai hal itu, salah satu di antaranya adalah memperkuat rantai produk halal dengan memfasilitasi sertifikasi produk halal atau mendirikan zona kuliner halal.
Ia menyebut, Kota Tasikmalaya punya potensi besar untuk mengembangkan ekonomi syariah setelah ditetapkan jadi kota wakaf oleh Kementrian Agama (Kemenag) beberapa waktu lalu.
“Kami memandang Kota Tasikmalaya punya potensi besar untuk berkembang jadi pusat
ekonomi syariah,” kata dia, Rabu, 26 Februari 2025.
Dalam beberapa diskusi dengan Viman Alfarizi maupun Diky, guru besar ekonomi Universitas Siliwangi itu juga sudah menunjukan komitmen untuk mengembangkan eksyar.
“Bila sama-sama diperkuat, kota Tasikmalaya punya harapan positif terhadap perkembangan eksyar,” imbuhnya.
Kartawan meyakini, duet kepala daerah ini juga bisa memberi harapan termasuk dalam pengembangan BPRS Almadinah. Malah Viman, kata Kartawan pernah menjadwal diskusi dan tentu akan disambut baik bila direalisasikan.
Ia pun cukup optimistis bila Ekonomi syariah di tahun 2025 akan maju jika presiden baru memberikan dukungan penuh sesuai program yang dicanangkan pemerintah Indonesia yakni menjadi pusat ekonomi islam dunia.
Sebagaimana diketahui, Tasikmalaya telah ditetapkan jadi kota wakaf sejak tahun 2024. Penetapan ini dilakukan bersamaan dengan perayaan HUT ke-23 Kota Tasikmalaya, 28 Oktober 2024.
Selain Kota Tasikmalaya, telah dipilih pula lima tempat lain sebagai daerah percontohan wakaf yaitu: Kabupaten Gunungkidul (Daerah Istimewa Yogyakarta), Kabupaten Aceh Tengah (Aceh), Kabupaten Wajo (Sulawesi Selatan), Kota Padang (Sumatra Barat), serta Kabupaten Siak (Riau).
Kebijakan itu pun dinilai bisa berperan dalam mendorong tumbuhnya industri halal di Kota Tasikmalaya. Sebab, potensi pengembangan industri itu mulai sektor UMKM, pariwisata, fashion, gaya hidup dan lainnya sangat banyak. (Yga)