Historia

Kamikaze, Taktik Serangan Bunuh Diri Jepang yang Ditakuti pada Masa Perang Dunia II

Pilot Kamikaze tengah bersiap untuk misi bunuh diri. | Istimewa

TOKYO | Priangan.com – Kamikaze adalah salah satu taktik perang milik Jepang yang ditakuti pada masa Perang Dunia II. Strategi ini melibatkan serangan bunuh diri dengan pesawat yang sengaja diarahkan ke kapal musuh untuk menimbulkan kerusakan besar.

Nama kamikaze sendiri diambil dari legenda angin ilahi yang dikisahkan telah menyelamatkan Jepang dari invasi Mongol pada abad ke-13. Kepercayaan akan perlindungan takdir inilah yang kemudian dijadikan simbol bagi para pilot yang menjalankan misi maut tersebut.

Kemunculan pasukan kamikaze tidak terlepas dari situasi perang yang semakin tidak menguntungkan bagi Jepang. Pada awal 1943, militer Jepang mulai mengalami kekurangan pilot terlatih serta kehilangan banyak pesawat dalam pertempuran melawan Sekutu.

Dalam kondisi terdesak itu, ide tentang serangan bunuh diri mulai muncul sebagai strategi alternatif melawan musuh. Wakil Laksamana Takijiro Onishi menjadi salah satu tokoh utama yang mendorong pembentukan unit khusus ini dengan harapan mampu memberikan dampak besar terhadap jalannya perang.

Mulanya, para pilot kamikaze direkrut dari kalangan mahasiswa dan pemuda yang sebelumnya terpengaruh propaganda nasionalisme Jepang. Mereka diyakinkan kalau pengorbanan diri demi tanah air dan kaisar merupakan bentuk kehormatan tertinggi.

Walhasil, ribuan pemuda Jepang kala itu akhirnya bergabung dengan pasukan ini, meski pada faktnya, tidak semua melakukannya secara sukarela. Beberapa di antara mereka bahkan mengalami tekanan psikologis yang berat sebelum menjalankan misi terakhir mereka.

Serangan kamikaze pertama kali dilakukan pada 25 Oktober 1944 dalam Pertempuran Teluk Leyte di Filipina. Setelah itu, gelombang aksi bunuh diri tersebut terus berlangsung hingga akhir perang dunia II. Dalam berbagai pertempuran setelahnya, termasuk di Okinawa, ratusan pesawat kamikaze dikerahkan untuk menghancurkan kapal-kapal Sekutu.

Tonton Juga :  Sejarah Rubik, Permainan Kubus yang Bisa Melatih Otak

Meski memberikan dampak besar terhadap musuh dengan berhasil menenggelamkan dan merusak sejumlah kapal perang, strategi ini pada akhirnya tidak mampu membalikkan keadaan. Jepang tetap diujung tanduk.

Sepanjang periode 1944 hingga 1945, tercatat ada 2.550 pilot Jepang yang melakukan serangan kamikaze. Dari jumlah tersebut, sekitar 363 serangan berhasil mengenai target atau setidaknya menimbulkan kerusakan besar. Walau serangan ini sempat menebar teror di lautan Pasifik, Jepang tetap tidak mampu bertahan dari tekanan Sekutu. Setelah serangan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada 15 Agustus 1945. Penyerahan itu jadi tanda berakhirnya era kamikaze dalam sejarah militer mereka. (Ersuwa)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: