TASIKMALAYA | Priangan.com – Kasus dugaan keracunan massal akibat makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, memasuki babak baru. Hingga Rabu (1/10/2025) malam, jumlah pelajar yang jatuh sakit setelah menyantap makanan bertambah menjadi 70 orang.
Kepala Desa Padawaras, Yayan Siswandi, mengungkapkan data korban yang masuk ke posko kesehatan desa maupun fasilitas medis menunjukkan angka yang semakin bertambah dibanding laporan awal. Para korban mayoritas adalah pelajar tingkat SD dan SMP. “Total sudah ada 70 orang yang dilaporkan sakit. Mereka tersebar di enam tempat layanan kesehatan berbeda,” jelas Yayan.
Menurut Yayan, penanganan darurat dilakukan dengan mengerahkan delapan ambulans yang hilir mudik dari desa menuju puskesmas dan klinik. Fasilitas kesehatan yang menampung korban antara lain Puskesmas Cipatujah, Puskesmas Bantarkalong, Puskesmas Culamega, Klinik H Sayat Medika, Klinik Alfadilah Ciheras, serta Klinik Tinara.
“Sebagian pelajar sudah dipulangkan setelah kondisinya membaik, sementara sisanya masih menjalani observasi,” tambahnya.
Camat Cipatujah, Zalkaf Drasma, menegaskan bahwa pihaknya langsung bergerak cepat begitu laporan pertama masuk dari sekolah. Koordinasi lintas sektor dengan Dinas Kesehatan, aparat desa, hingga tim medis dilakukan untuk memastikan seluruh pelajar mendapat penanganan segera. “Alhamdulillah situasi saat ini sudah terkendali. Prioritas utama sejak awal memang menyelamatkan anak-anak dan memastikan mereka cepat mendapat pertolongan medis,” ujarnya.
Meski kondisi korban berangsur pulih, kasus ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua dan masyarakat. Pasalnya, program MBG merupakan program nasional yang tujuannya untuk meningkatkan gizi anak sekolah, tetapi justru berujung pada insiden keracunan massal. Warga mendesak pemerintah melakukan evaluasi serius, mulai dari dapur pengolahan, distribusi makanan, hingga standar pengawasan kualitas.
Sementara itu, aparat kepolisian bersama tim kesehatan masih menelusuri dugaan sumber keracunan. Sampel makanan dan muntahan korban telah diambil untuk diuji di laboratorium. “Kami masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui penyebab pasti,” kata salah seorang petugas kesehatan yang terlibat dalam penanganan.
Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya memastikan akan menindaklanjuti kasus ini dengan langkah tegas. Tidak menutup kemungkinan dapur MBG yang menyuplai makanan ke Cipatujah akan ditutup sementara sambil menunggu hasil investigasi resmi.
Peristiwa ini menambah catatan panjang kasus serupa yang sebelumnya juga pernah terjadi di sejumlah kecamatan lain di Tasikmalaya. Publik pun kini menunggu komitmen pemerintah untuk menjamin program MBG benar-benar aman dikonsumsi dan tidak menimbulkan korban di kemudian hari. (yna)