Jepang Menyerah, Perang Dunia II Berakhir

TOKYO | Priangan.com – Menyerahnya Jepang kepada Sekutu menjadi tanda berakhirnya Perang Dunia II. Itu terjadi pada 2 September 1945 ketika perwakilan Tokyo menandatangani dokumen penyerahan tanpa syarat di atas kapal perang USS Missouri yang tengah berlabuh di Teluk Tokyo. Momen ini disaksikan langsung oleh para jenderal tinggi Sekutu dan sejumlah pejabat penting dari berbagai negara.

Penandatanganan berlangsung singkat namun penuh makna. Panglima Tertinggi Sekutu, Jenderal Douglas MacArthur, memimpin jalannya upacara dan menyampaikan pidato yang menekankan pentingnya membangun tatanan dunia baru setelah tragedi panjang perang. Ia menyebutkan bahwa manusia kini dihadapkan pada pilihan untuk menciptakan perdamaian yang adil atau kembali terjerumus dalam kehancuran.

Jepang harus tunduk pada Deklarasi Potsdam yang menegaskan penghentian seluruh aksi militer, pembebasan tawanan perang, serta pembatasan kedaulatan hanya pada wilayah empat pulau utama. Kaisar Hirohito tetap dipertahankan sebagai kepala negara, namun perannya tidak lagi memiliki kekuasaan politik, hanya sebatas simbol bagi rakyat Jepang. Kekuasaan tertinggi berada di tangan otoritas Sekutu, dengan MacArthur sebagai pemegang kendali.

Keputusan menyerah datang setelah Jepang mengalami rentetan pukulan berat. Serangan udara Amerika pada awal 1945 telah menghancurkan Tokyo dan menewaskan ribuan warga sipil. Situasi semakin memburuk ketika dua bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus, diikuti deklarasi perang dari Uni Soviet yang segera menyerang wilayah pendudukan Jepang di Asia Timur. Kondisi itu membuat pemerintah di Tokyo tidak memiliki pilihan lain selain menerima syarat Sekutu.

Perdana Menteri Jepang saat itu, Pangeran Higashi Kuni, meminta rakyat untuk menerima kenyataan pahit tersebut dan menaati seruan kaisar. Sementara itu, Uni Soviet yang ikut serta dalam kesepakatan memperoleh wilayah Kuril dan Sakhalin Selatan sesuai hasil perjanjian dengan Sekutu.

Lihat Juga :  Soekarno Boleh jadi Punya Banyak Istri, Tapi Tukang Cukur Pribadi Hanya Ada Satu

Bagi Jepang, kekalahan ini membuka jalan menuju perubahan besar. Meski kaisar tidak diadili atas tanggung jawab perang, perannya dimanfaatkan Amerika untuk mendukung program reformasi demokrasi. Negeri itu kemudian menjalani masa pendudukan militer hingga awal 1950-an sebelum akhirnya memperoleh kembali kedaulatannya pada 1952.

Lihat Juga :  Rahasia Gelap di Balik Suntikan: Kasus Vaksin Tetanus yang Merenggut Nyawa

Peristiwa penyerahan Jepang di Teluk Tokyo menjadi penutup resmi dari perang paling mematikan sepanjang sejarah. Dari tragedi tersebut, lahirlah babak baru hubungan internasional yang menempatkan Jepang pada jalur berbeda, meninggalkan ambisi militer dan perlahan membangun dirinya sebagai negara yang berfokus pada perdamaian dan pembangunan ekonomi. (wrd)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos