BERLIN | Priangan.com – Peristiwa Jembatan Udara Berlin pada 26 Juni 1948 menjadi salah satu episode penting dalam sejarah Perang Dingin. Saat Uni Soviet menutup seluruh jalur darat, rel, dan kanal menuju Berlin Barat, lebih dari dua juta penduduk terancam kehilangan pasokan pangan dan bahan bakar.
Dalam situasi itu, sekutu Barat yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis mengambil langkah berani dengan memutuskan untuk mengalirkan seluruh kebutuhan warga melalui jalur udara.
Sejak hari pertama operasi, pesawat-pesawat angkut militer terbang bergantian membawa bahan pokok, obat-obatan, dan batu bara ke lapangan udara Tempelhof, Gatow, hingga Tegel yang dibangun khusus dalam kondisi darurat.
Tantangan datang dari cuaca yang buruk, kabut tebal, hingga gangguan di udara, namun penerbangan terus dilakukan siang dan malam. Jumlah pasokan yang harus disalurkan mencapai ribuan ton setiap hari, angka yang awalnya sulit dicapai sebelum kemudian operasi ini semakin teratur dan efisien.
Operasi yang dikenal sebagai Jembatan Udara Berlin berlangsung selama lebih dari satu tahun. Ribuan penerbangan berhasil mendistribusikan jutaan ton kebutuhan hidup bagi warga Berlin Barat. Walau sejumlah kecelakaan terjadi dan puluhan awak pesawat kehilangan nyawa, tekad untuk menjaga keberlangsungan kota tetap menjadi prioritas utama.
Blokade darat akhirnya dicabut Uni Soviet pada Mei 1949, namun penerbangan terus berlanjut hingga akhir September tahun yang sama sebagai jaminan bahwa kota tidak lagi bergantung sepenuhnya pada jalur darat. Langkah ini sekaligus menegaskan bahwa tekanan politik dapat dilawan dengan koordinasi dan keberanian, bukan dengan perang terbuka.
Dampak dari peristiwa ini terasa jauh lebih luas. Warga Berlin Barat tidak hanya selamat dari ancaman kelaparan, tetapi juga memperoleh semangat baru bahwa kebebasan mereka mendapat dukungan internasional.
Bagi dunia, Jembatan Udara Berlin menjadi simbol awal menguatnya solidaritas negara-negara Barat di tengah Perang Dingin, serta bukti bahwa udara dapat menjadi jalur kehidupan di saat semua akses lain ditutup. (wrd)