Jembatan Irene Brug, Saksi Perjalanan Bandung dari Masa Kolonial hingga Merdeka

BANDUNG | Priangan.com – Inilah potret Jembatan Irene Brug, Bandung. Jembatan yang satu ini, punya keterkaitan sejarah yang cukup panjang dengan perkembangan kota Bandung sejak masa kolonial Belanda. Terletak di kawasan Braga, jembatan ini bukan sekadar penghubung dua sisi kota, melainkan bagian dari jejak penting Kota Kembang dalam lintasan waktu.

Pembangunan Irene Brug dimulai pada awal abad ke-20, bertepatan dengan pesatnya pertumbuhan Bandung sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi Hindia Belanda. Nama jembatan ini diambil dari Putri Irene, putri mahkota Belanda, sebagai penanda ikatan kolonial yang kuat kala itu. Kehadirannya menjadi jalur vital yang menghubungkan kawasan Braga dengan wilayah Asia-Afrika yang terpisah oleh aliran Sungai Cikapundung.

Dari segi arsitektur, Irene Brug menampilkan gaya khas Eropa dengan rangka besi kokoh dan pagar berornamen klasik. Pada masanya, desain ini dianggap modern dan melambangkan kemajuan teknologi. Meski sederhana, jembatan ini menjadi salah satu ikon kota yang merepresentasikan percampuran budaya lokal dengan pengaruh Barat.

Fungsi jembatan tidak berhenti pada aspek transportasi saja. Sejak awal berdiri, tempat ini menjadi ruang pertemuan masyarakat Bandung dari berbagai latar belakang. Mulai pedagang, warga lokal, hingga kalangan Eropa. Tidak sedikit kisah asmara, aktivitas ekonomi, hingga cerita perjuangan kemerdekaan terekam di jembatan ini.

Nilai sejarah Irene Brug semakin kuat ketika masa kemerdekaan tiba. Jembatan ini menjadi jalur strategis pergerakan rakyat, bahkan turut menjadi lintasan penting saat Konferensi Asia Afrika tahun 1955. Delegasi negara-negara peserta melewati jembatan ini menuju Gedung Merdeka, sehingga semakin meneguhkan posisinya sebagai bagian dari perjalanan sejarah bangsa.

Kini, Irene Brug tetap berdiri tegak di tengah hiruk-pikuk Bandung modern. Banyak warga dan wisatawan yang datang untuk sekadar menikmati suasana sore atau melihat gemerlap lampu kota pada malam hari. Gemericik Sungai Cikapundung yang mengalir di bawahnya menambah kesan damai, seakan membawa kembali suasana Bandung tempo dulu. Lebih dari sekadar bangunan, jembatan ini menyimpan sejarah yang layak untuk dikenang. (wrd)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos