Jejak Perlawanan Emmy Saelan, Perempuan Muda yang Gugur di Medan Kassi-Kassi

MALANGKE | Priangan.com – Inilah sosok Emmy Saelan. Ia merupakan tokoh perempuan yang berperan penting dalam perjuangan rakyat Sulawesi Selatan melawan kembalinya tentara Belanda setelah Proklamasi 1945.

Emmy lahir di Malangke, Luwu, Sulawesi Selatan, pada 15 Oktober 1924. Sejak kecil ia dikenal cerdas dan bersemangat. Ia tumbuh dalam keluarga yang menekankan pentingnya pendidikan. Masa remajanya dihabiskan di Makassar, tempat ia menempuh sekolah menengah dan kemudian menekuni profesi sebagai perawat di Rumah Sakit Stella Maris. Keinginannya untuk melanjutkan pendidikan kedokteran ke Pulau Jawa tidak tercapai karena situasi negara yang sedang bergejolak.

Setelah proklamasi kemerdekaan, kondisi Sulawesi Selatan tidak pernah benar-benar tenang. Kedatangan kembali tentara Belanda melalui NICA menimbulkan perlawanan rakyat. Penangkapan Gubernur Sulawesi, Sam Ratulangi, menambah ketegangan. Di tengah suasana itu, Emmy memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya sebagai perawat dan bergabung dengan Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi yang dipimpin Ranggong Daeng Romo.

Peran yang dijalani Emmy tidak berhenti pada pelayanan medis bagi para pejuang yang terluka. Ia sering ditugaskan sebagai kurir, penyedia logistik, hingga pengumpul informasi tentang pergerakan musuh. Sifat keras dan keberaniannya membuat kawan seperjuangan menjulukinya Daeng Kebo. Meski usianya masih muda, sikapnya menunjukkan tekad yang tidak kalah dengan para pejuang laki-laki.

Awal tahun 1947 menjadi masa yang menentukan. Pasukan LAPRIS yang bermarkas di sekitar Makassar harus menghadapi serangan tentara Belanda. Pada 21 Januari, di daerah Kassi-Kassi, Emmy bersama pasukan kecilnya terkepung. Situasi itu membuatnya tidak punya banyak pilihan. Ia memilih bertahan dan dalam detik-detik terakhir melemparkan granat ke arah musuh yang mengepung. Sontak, bukan hanya musuh yang tewas, Emmy juga ikut tewas akibat ledakan itu. kala itu ia tercatat tewas di umur yang masih sangat muda, yakni 22 tahun.

Lihat Juga :  Pahlawan atau Diktator? Warisan Kontroversial Park Chung-hee, si Napoleon dari Korea Selatan

Kepergian Emmy Saelan meninggalkan jejak mendalam dalam ingatan masyarakat Sulawesi Selatan. Namanya kemudian diabadikan melalui monumen perjuangan dan sebuah taman kota di Makassar. Ia dikenang sebagai sosok perempuan yang berani menanggung risiko demi kemerdekaan bangsanya. (wrd)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos