Daily News

Jangan Asal-asalan Menyusui Bayi, Wajib Perhatikan Empat Hal ini

Ilustrasi ibu menyusui | Freepik

TASIKMALAYA | Priangan.com – Asi memiliki peranan yang sangat penting bagi pertumbuhan serta perkembangan bayi. Pemberian Asi di periode tertentu, bahkan tak hanya menjadi sumber nutrisi yang optimal, tetapi juga berperan sebagai pencegah terjadinya kondisi bayi pendek atau lebih dikenal sebagai stunting.

Ironisnya, saat ini masih banyak ibu yang asal-asalan dalam memberikan asi kepada bayinya. Padahal, pemberian asi tak boleh sembarangan, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan agar bayi mampu menyerap nutrisi dengan optimal.

Seperti yang disampaikan oleh salah seorang Nutrisionis Ahli Madya, Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, Otong Kusmana. Ditemui dalam satu kesempatan, pada Jumat, 28 Juni 2024, Otong menyebut ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para ibu agar mereka bisa menyusui bayinya dengan optimal.

“Salah satunya adalah posisi menyusui bayi. Itu harus benar-benar diperhatikan karena akan berdampak pada banyak tidaknya asi yang diminum bayi,” imbuhnya.

Otong menyebutkan, untuk posisi menyusui, menurutnya bayi harus berada di posisi miring dan menghadap ke payudara sang ibu. Seluruh tubuhnya harus sejajar. Menurutnya, tak jarang ia menemukan para ibu yang menyusui bayi dengan posisi badan bayi telentang, sementara bagian kepalanya menghadap ke kanan.

Menurutnya, itu posisi yang sangat tidak dianjurkan. Selain akan membuat bayi tidak nyaman, posisi menyusu dengan seperti itu juga berpotensi membuat bayi tak banyak meminum asi.

“Coba kita lakukan, nengok ke kanan sambill menelan. Pasti akan terasa agak sulit, kan? Begitu pun bayi, ketika mereka kesulitan menelan asi karena posisi ini, maka mereka akan melepaskan puting dan berhenti meski mereka belum kenyang,” bebernya.

Selain posisi, Otong juga menekankan pentingnya memperhatikan pelekatan mulut bayi. Menurutnya, pelekatan seluruh bibir bayi haris berada di bagian areola, yaitu area kulit melingkar berwarna lebih gelap di dekat putting.

Tonton Juga :  Nurhayati Bergema Menggugah Kreativitas Milenial Garut Lewat Lomba Esport

Menurutnya, hal itu harus diperhatikan karena akan berpengaruh pada sedikit atau banyaknya air asi yang keluar. Kalau mulut bayi hanya menempel di bagian puting saja, menurutnya air asi yang keluar hanya asi bagian depan, sementara asi bagian belakang sama sekali tidak keluar.

“Selainjutnya juga ada frequensi bayi, idealnya menyusui itu selama dua jam sekali. Dan ada juga durasi, durasi menyusui itu antara 20 sampai 30 menit. Ini semua harus jadi perhatian agar kondisi bayi sehat karena benar-benar mendapatkan asi ekslusif yang optimal,” tandasnya. (wrd)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: