CAMBRIDGE | Priangan.com – Pada tahun 1969, dunia menyaksikan pencapaian terbesar umat manusia ketika Neil Armstrong menjejakkan kaki di Bulan. Namun, di balik momen bersejarah itu, tersembunyi kisah luar biasa tentang inovasi teknologi dan peran krusial seorang wanita dalam memastikan keberhasilan misi tersebut.
Bukan sekadar soal roket atau baju antariksa, tetapi tentang bagaimana informasi yang begitu penting disimpan dengan aman di dalam komputer Apollo, komputer canggih yang dirancang untuk mengelola navigasi dan kontrol pesawat luar angkasa dalam misi Apollo.
Beberapa tahun setelah lulus dari Earlham College dalam bidang Matematika, Margaret Hamilton segera mendapati dirinya bertanggung jawab atas pengembangan dan produksi perangkat lunak untuk misi Apollo di Laboratorium Instrumentasi MIT. Karyanya sangat penting bagi keberhasilan enam perjalanan ke Bulan antara tahun 1969 dan 1972.
Dalam bidang yang didominasi laki-laki, Hamilton dikenal sebagai “Ibu Tali,” sebutan yang merujuk pada perannya dalam merancang perangkat lunak yang disimpan dengan teknik unik pada komputer Apollo.
Julukan ini muncul karena perangkat lunak tersebut disimpan dalam memori “tali inti” (core rope memory) yang dibuat dengan menjalin kabel melalui inti magnetik, mirip seperti proses menjalin tali.
Memori pada komputer Apollo dibagi menjadi dua jenis, yaitu memori yang bisa ditulis dan dibaca saat operasi (RAM) dan memori yang hanya bisa dibaca (ROM).
Menariknya, ROM komputer Apollo menyimpan data menggunakan teknologi jalinan kabel pada potongan bahan berbentuk donat yang disebut tali inti. Proses ini rumit dan melibatkan keterampilan manual yang tinggi, dan sebagian besar dikerjakan oleh perempuan yang terampil dalam menjalin kabel.
Sungguh ironis untuk menyebut program ini perangkat lunak, karena membuat perubahan sama sulitnya, jika tidak lebih sulit, daripada memodifikasi sirkuit perangkat keras. Menyempurnakan program merupakan tanggung jawab Ibu Hamilton, “Ibu Tali”.
Pada tahun 1960-an, hanya ada sedikit panduan formal tentang cara menulis, mendokumentasikan, dan menguji perangkat lunak yang kompleks. Namun, perangkat lunak Apollo berfungsi dan sangat bebas dari kesalahan. Berkat inovasi Hamilton, perangkat lunak Apollo berhasil bekerja tanpa kesalahan fatal.
Selama pendaratan Apollo 11, para astronot secara tidak sengaja membiarkan sakelar radar pertemuan tetap menyala, sehingga komputer kelebihan beban.
Untungnya, perangkat lunak yang dirancang Hamilton mampu mendeteksi masalah ini dan secara otomatis memprioritaskan tugas-tugas penting. Hal ini memungkinkan Modul Lunar untuk terus berfungsi dan mendarat dengan sukses di bulan.
Hamilton kemudian menulis kepada Direktur Pemrograman Komputer Penerbangan Apollo bahwa tanpa sistem penanganan kesalahan tersebut, kecil kemungkinan Apollo 11 dapat mendarat di bulan dengan sukses.
Dedikasi dan visinya menjadikan Margaret Hamilton salah satu pelopor dalam bidang rekayasa perangkat lunak. Kontribusinya membuka jalan bagi perkembangan teknologi memori yang lebih canggih di masa depan.
Perjalanan teknologi memori dari tabung vakum hingga memori tali inti menunjukkan betapa pesatnya perkembangan dalam bidang komputasi. Inovasi yang dihadirkan tidak hanya melibatkan kemajuan teknis, tetapi juga peran besar para perempuan yang sering kali terabaikan dalam sejarah teknologi.
Warisan mereka, termasuk kontribusi Margaret Hamilton, menjadi fondasi penting bagi teknologi komputer modern yang kita nikmati saat ini. (LSA)