MOSKOW | Priangan.com – Istana yang seluruhnya terbuat dari es mungkin terdengar seperti kisah dalam dongeng atau adegan dari film animasi. Namun, ternyata hal semacam itu pernah benar-benar dibangun di Rusia pada abad ke-18.
Di tengah musim dingin yang ekstrem pada tahun 1739–1740, Tsarina Anna Ioannovna, wanita penguasa Rusia pada saat itu, memerintahkan pembangunan istana es megah di tepi Sungai Neva yang membeku total. Suhu saat itu turun hingga empat puluh derajat di bawah nol, cukup dingin untuk mengubah ide fantastis menjadi kenyataan.
Istana itu lebarnya 60 kaki dan tingginya 30 kaki, dibangun dari balok-balok es seberat 120 kilogram yang ditumpuk dan disatukan dengan air yang membeku seketika. Dindingnya setebal tiga kaki dan memiliki jendela, pintu, serta tangga luar lengkap dengan langkan dan ruang depan.
Interior istana pun tak kalah mengesankan. Perabotan seperti meja rias, sofa, kursi berlengan, tempat tidur besar, hingga papan cangkir dengan gelas anggur dan piring semuanya diukir dari es. Bahkan kayu di perapian pun dibuat dari es.
Tirai es menggantung di jendela kamar tidur utama, dan bantal diganti dengan balok es yang keras. Patung-patung Cupid menghiasi sudut ruangan, lumba-lumba es menyemburkan “api”, dan seekor gajah raksasa dari es memancurkan air seperti air mancur.
Namun, kemegahan istana ternyata ini menyimpan kisah getir dan penuh penghinaan. Istana es ini bukan sekadar pertunjukan kemampuan teknik, tapi menjadi bagian dari pesta kemenangan Rusia atas Kekaisaran Ottoman.
Puncak dari perayaan itu adalah sebuah pernikahan aneh nan simbolis yang sengaja dirancang oleh Tsarina Anna untuk mempermalukan Pangeran Mikhail Golitsyn.
Ia adalah seorang bangsawan yang dulunya dihormati, namun kehilangan tempat di hati sang tsarina setelah menikahi seorang gadis Katolik Italia saat bepergian ke luar negeri. Demi cinta, Mikhail bahkan meninggalkan iman Ortodoksnya, sesuatu yang dianggap sebagai pengkhianatan tak termaafkan oleh Anna.
Tsarina Anna, yang sepanjang hidupnya tak pernah mendapatkan cinta sejati, dikenal memiliki temperamen panas dan rasa cemburu yang mendalam. Setelah ditolak berulang kali untuk menikah kembali setelah menjadi janda muda, ia membiarkan rasa getirnya tumbuh menjadi keinginan untuk mengontrol kehidupan cinta orang lain.
Golitsyn menjadi korban sempurna. Anna mengusir istrinya, mencabut gelarnya, dan menjadikannya pelawak istana. Bahkan dalam dokumen resmi, ia hanya disebut dengan nama depannya saja.
Sebagai bentuk penghinaan lanjutan, Anna mengatur pernikahan baru untuk Golitsyn dengan seorang pelayan Kalmyk bernama Avdotya, yang dipilih karena dianggap paling tidak menarik. Sejarawan Henri Troyat menggambarkan Avdotya sebagai perempuan yang “begitu jelek hingga para pendeta pun takut padanya.”
Setelah pemberkatan gereja, pasangan ini diarak keliling kota Saint Petersburg dengan menunggang gajah, diiringi lebih dari 400 peserta dari berbagai suku yang menunggangi unta, rusa kutub, bahkan babi dan anjing. Arak-arakan berakhir di istana es, di mana pasangan malang itu dikurung dan diperintahkan untuk tidur bersama dalam suhu membekukan.
Untungnya, Avdotya melakukan tindakan mulia yang menyelamatkan mereka. Ia menukar kalung mutiara pemberian sang ratu dengan mantel kulit domba milik seorang penjaga. Mantel itu cukup untuk menjaga mereka tetap hangat sepanjang malam. Keesokan harinya, mereka muncul dari istana dengan hanya pilek dan radang dingin. Sejarawan Henri Troyat menggambarkan mereka selamat dengan “tidak ada yang lebih buruk daripada hidung meler dan radang dingin.”
Sejarawan seni Julia Herzberg menulis bahwa dengan istana es dan pernikahan orang bodoh ini, Tsarina Anna menunjukkan dirinya sebagai penguasa kuat dan tercerahkan, sejajar dengan penguasa Eropa lainnya.
Namun, seperti semua proyek yang didorong ego dan kekuasaan, istana es itu akhirnya mencair saat musim semi tiba. Tak lama setelah itu, Anna sendiri meninggal dunia karena komplikasi batu ginjal, sebelum musim dingin berikutnya. Penggantinya, Anna Leopoldovna, membebaskan Mikhail dan Avdotya dari peran mereka sebagai pelawak. Mereka tetap menikah sampai Avdotya meninggal pada tahun 1742 saat melahirkan anak kedua mereka. (LSA)