WASHINGTON | Priangan.com – Dalam perkembangan terbaru yang memperburuk ketegangan di Timur Tengah, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke sejumlah lokasi strategis di Iran. Aksi militer ini langsung memicu reaksi dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menegaskan komitmen negaranya dalam mendukung Israel jika terjadi eskalasi lebih lanjut.
Operasi udara yang dilakukan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dikabarkan menyasar lebih dari 20 titik, termasuk fasilitas pengayaan nuklir dan instalasi militer utama milik Iran. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa serangan ini merupakan langkah pencegahan untuk menggagalkan potensi pengembangan senjata nuklir oleh Iran.
Laporan dari media lokal Iran menyebutkan bahwa serangan tersebut juga menyebabkan korban jiwa dan kerusakan di beberapa wilayah perkotaan. Setidaknya lima orang dilaporkan tewas dan lebih dari 20 lainnya mengalami luka-luka, termasuk sejumlah ilmuwan nuklir dan pejabat militer senior.
Dalam wawancara yang disiarkan oleh Fox News pada Jumat pagi waktu setempat, Trump mengungkapkan bahwa dirinya telah mengetahui rencana serangan tersebut melalui komunikasi langsung dengan Netanyahu. Meski demikian, ia menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak ikut terlibat dalam operasi militer tersebut.
“Amerika akan selalu berdiri bersama Israel. Jika Iran memutuskan untuk membalas, kami tidak akan tinggal diam,” ujar Trump dalam wawancara tersebut. Ia juga menegaskan bahwa Iran seharusnya tetap fokus pada jalur diplomasi, dan bukan pada tindakan konfrontatif.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dalam pernyataan resminya, mengecam keras serangan Israel dan menyebutnya sebagai pelanggaran serius terhadap kedaulatan negaranya. Ia memperingatkan bahwa tindakan balasan akan datang dan akan menjadi “pelajaran pahit” bagi pemerintah Netanyahu.
Ketegangan ini muncul di tengah proses negosiasi antara Iran dan Amerika Serikat yang telah memasuki tahap kelima. Putaran keenam pembicaraan bilateral dijadwalkan akan berlangsung di Oman pada hari Minggu, dengan fokus utama pada isu program nuklir Iran dan pencabutan sanksi ekonomi. (Zia)