Historia

Ini Makna di Balik Hari Raya Nyepi yang Biasa Dilakukan Umat Hindu

Festival Ogoh-ogoh Bali. | Kemenparekraf

BALI | Priangan.com – Hari Raya Nyepi identik dengan budaya umat Hindu. Biasanya, tradisi ini dilakukan setiap tahun. Peringatan hari raya nyepi sendiri memiliki makna yang sangat mendalam bagi kehidupan spiritual umat Hindu, khususnya di Bali. Hari Raya Nyepi bukan hanya merupakan perayaan, melainkan sebuah momen penting untuk melakukan refleksi diri, membersihkan jiwa, serta menyelaraskan diri dengan alam dan Tuhan.

Nyepi diperingati dengan tujuan utama untuk menciptakan ketenangan dan kedamaian. Selama perayaan ini, umat Hindu menghabiskan waktu untuk melakukan introspeksi, menyucikan diri, dan menyingkirkan segala bentuk energi negatif yang mengganggu kedamaian batin. Tradisi ini dimulai dengan beberapa ritual penting yang berlangsung sebelum hari puncak perayaan Nyepi itu sendiri.

Salah satu ritual yang dilakukan beberapa hari sebelum Nyepi adalah Melasti. Upacara ini merupakan prosesi pembersihan spiritual, di mana umat Hindu mengarak benda-benda sakral dari pura untuk disucikan dengan air laut. Ritual ini bertujuan untuk membersihkan diri dan alam dari segala dosa dan energi buruk. Upacara Melasti menjadi simbol penyucian dan persiapan menuju hari raya yang lebih tenang.

Setelah Melasti, masyarakat Bali mengadakan Tawur Kesanga pada sehari sebelum Nyepi. Pada acara ini, masyarakat mengarak ogoh-ogoh, yakni patung besar yang melambangkan kekuatan negatif dan keburukan dalam diri manusia. Setelah pawai ogoh-ogoh selesai, patung-patung tersebut dibakar sebagai simbol pelepasan sifat buruk dan pembersihan alam dari energi negatif.

Puncak dari perayaan Hari Raya Nyepi adalah saat umat Hindu menjalani hari penuh ketenangan. Pada hari Nyepi itu sendiri, seluruh aktivitas di Bali dihentikan. Tidak ada yang bekerja, bepergian, atau bahkan menikmati hiburan. Semua orang menjalankan empat pantangan yang disebut dengan Catur Brata Penyepian, yaitu Amati Geni (tidak menyalakan api), Amati Karya (tidak bekerja), Amati Lelungan (tidak bepergian), dan Amati Lelanguan (tidak menikmati hiburan). Dengan menahan diri dari segala aktivitas tersebut, umat Hindu berfokus pada meditasi dan refleksi diri, berusaha mencapai kedamaian batin yang sejati.

Tonton Juga :  Lukas Kustaryo, Pejuang Licin yang Kerap Bikin Belanda Geram

Setelah Nyepi berakhir, umat Hindu melaksanakan ritual Ngembak Geni, di mana mereka saling mengunjungi keluarga dan kerabat untuk merayakan kebersamaan dan mempererat hubungan. Pada momen ini, umat Hindu juga memulai kehidupan baru dengan hati yang bersih, menyambut tahun baru Saka dengan semangat yang baru. (Ersuwa)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: