VIENTIANE | Priangan.com – Indonesia mengecam keras serangan terbaru yang dilancarkan oleh Israel terhadap markas Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL), yang mengakibatkan luka-luka pada dua prajurit TNI yang bertugas sebagai penjaga perdamaian.
Kecaman ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pertemuan KTT ASEAN-AS di Vientiane, Laos, pada Jumat (11/10), yang dihadiri oleh Menlu Amerika Serikat, Antony Blinken.
Retno menggarisbawahi pentingnya prinsip multilateralisme dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional. Dalam pidatonya, ia menegaskan bahwa serangan terhadap misi pemeliharaan perdamaian PBB bukan hanya melanggar hukum internasional tetapi juga mencederai upaya global untuk menciptakan stabilitas di kawasan yang tengah dilanda konflik.
“Saya mulai (pernyataan di forum), dengan kalimat bahwa kita semua yang ada di sini itu percaya dengan multilateralisme, dan kita ingin multilateralisme bekerja secara maksimal. Dan saya sampaikan, namun demikian kemarin operasi (serangan ke) UNIFIL di Lebanon Selatan diserang oleh IDF, di mana dua orang peacekeepers asal Indonesia mengalami luka-luka. Serangan kepada misi pemeliharaan perdamaian PBB jelas merupakan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional,” ungkap Retno.
Ia menekankan bahwa serangan terhadap pasukan perdamaian adalah serangan terhadap simbol perdamaian yang diwakili oleh PBB.
Menlu Retno juga mengajak negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB, terutama Amerika Serikat, untuk memberikan dukungan dan jaminan agar pasukan UNIFIL dapat melaksanakan tugas mereka tanpa gangguan.
“Dan saya tekankan bahwa kita dunia tidak boleh tinggal diam melihat simbol perdamaian internasional Blue Helmet diserang. Oleh karena itu, Indonesia minta kepada Amerika Serikat di Dewan Keamanan PBB untuk dapat memberikan jaminan agar UNIFIL dapat melakukan misinya secara aman,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Hariyanto, mengonfirmasi bahwa seluruh pasukan TNI yang terlibat dalam misi UNIFIL di Lebanon saat ini berada dalam keadaan aman. Ia menjelaskan bahwa kedua prajurit TNI yang terluka, EA dan NS, mendapat perawatan medis dan berada dalam kondisi stabil.
“Peristiwa serangan Israel terhadap aset UNIFIL sepenuhnya merupakan kewenangan UNIFIL untuk melakukan protes atau keberatan kepada pihak-pihak yang dianggap telah melakukan pelanggaran terhadap mandat UN 1701,” kata Hariyanto.
Pezeshkian, presiden baru Iran, juga menyoroti pentingnya menjaga keselamatan personel PBB dan menghormati hukum internasional dalam konteks serangan ini. Dengan ketegangan yang terus meningkat di Timur Tengah, pernyataan Retno dan dukungan Indonesia terhadap misi UNIFIL menjadi semakin relevan.
Dewan Keamanan PBB pun diharapkan dapat mengambil langkah tegas untuk menangani insiden ini dan mendorong negara-negara yang terlibat untuk menghormati hukum internasional. Serangan ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh pasukan perdamaian PBB dalam menjalankan misi mereka, terutama di wilayah yang rawan konflik seperti Lebanon.
Sebagai bagian dari komunitas internasional, Indonesia berkomitmen untuk memperjuangkan keamanan dan perlindungan bagi pasukan perdamaian PBB. Dengan pendekatan diplomasi yang tegas, Indonesia berharap dapat menjadi suara bagi upaya menjaga stabilitas global dan menghormati hukum internasional. (mth)