Impian Empat Rumah Sakit di Tasikmalaya Mandek, DPRD Minta Pemerintah Bergerak Nyata

TASIKMALAYA | Priangan.com – Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya pernah bermimpi besar: menghadirkan empat rumah sakit di empat penjuru daerah sebagai langkah strategis memperluas akses layanan kesehatan. Namun, hingga pertengahan 2025, impian itu baru sebatas rencana—dengan satu rumah sakit yang sudah berdiri dan tiga lainnya masih tertahan di atas kertas.

Hingga kini, satu-satunya rumah sakit yang berhasil direalisasikan berada di wilayah Cikatomas. Sementara rencana pembangunan fasilitas serupa di Karangnunggal, Cineam, dan Ciawi masih belum menunjukkan kemajuan berarti.

Kondisi ini mendapat perhatian serius dari Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Asep Saepuloh. Ia menilai bahwa lambatnya realisasi proyek rumah sakit ini menjadi cerminan belum optimalnya komitmen dalam pemenuhan hak dasar masyarakat.

“Pemerataan layanan kesehatan bukan sekadar program jangka panjang, tapi kebutuhan mendesak. Warga di wilayah pelosok masih sangat kesulitan mendapatkan akses ke rumah sakit,” tegas Asep.

Menurut Asep, faktor utama yang menghambat pembangunan tiga rumah sakit tersebut adalah keterbatasan anggaran. Pemkab Tasikmalaya harus menanggung beban pembebasan lahan melalui APBD, sementara bantuan dari pemerintah pusat maupun provinsi hanya terbatas pada pengadaan fasilitas dan peralatan medis.

“Kita butuh skema pembiayaan kreatif dan dukungan politik yang kuat agar rencana ini tidak terus menjadi wacana musiman,” katanya.

Realita di lapangan menunjukkan bahwa saat ini Kabupaten Tasikmalaya hanya memiliki dua rumah sakit tipe C—Rumah Sakit Umum Daerah KHZ Musthafa milik pemerintah dan RSIA Respati yang dikelola swasta. Padahal, wilayah Tasikmalaya terbentang luas dari utara hingga selatan, dengan sebaran penduduk yang signifikan.

Keterbatasan tersebut berdampak langsung pada pelayanan. Pasien dari wilayah timur atau selatan kerap harus menempuh perjalanan jauh hanya untuk mendapatkan layanan medis darurat, belum lagi kondisi infrastruktur jalan yang tak selalu mendukung.

Lihat Juga :  Diterpa Kebijakan 50 Rombel, SMA Quran Cipansor Bertahan dengan Dua Siswa

Asep berharap pemerintah daerah segera mengambil langkah konkret dan menjadikan percepatan pembangunan rumah sakit ini sebagai prioritas anggaran tahun-tahun mendatang.

Lihat Juga :  Setelah Bentrok, Polisi dan Aktivis Mahasiswa Gelar Santunan

“Kalau kita serius bicara soal kualitas hidup warga, maka layanan kesehatan harus jadi prioritas nomor satu, bukan mimpi yang digantung terlalu lama,” pungkasnya. (yna)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos