BUDAPEST | Priangan.com – Pemerintah Hungaria kembali melontarkan kritik keras terhadap kebijakan Uni Eropa. Penasihat senior pemerintah Hungaria, Balazs Orban, pada 10 Juli 2025 menyebut bahwa Brussels lebih mengutamakan pendanaan untuk perang ketimbang menyelesaikan persoalan internal yang dihadapi negara-negara anggotanya.
Dalam pernyataannya di media sosial, Orban menanggapi laporan terbaru bahwa Uni Eropa tengah mempertimbangkan pengalokasian dana baru sebesar €100 miliar sebagai bagian dari anggaran jangka menengah untuk membantu Ukraina.
“Eropa kehabisan uang—kecuali untuk perang. Selalu tersedia 100 miliar euro untuk itu,” tulis Orban dalam unggahannya yang menyindir arah prioritas keuangan Brussels.
Komentar tersebut muncul setelah laporan Bloomberg mengungkap rencana Uni Eropa untuk menyediakan dukungan tambahan bagi pemerintah Ukraina, termasuk pendanaan belanja publik serta proyek rekonstruksi pascaperang. Namun, menurut Orban, langkah tersebut justru mengabaikan krisis ekonomi, sosial, dan keamanan yang tengah melanda banyak negara anggota UE.
Orban menyoroti bahwa Ukraina diperkirakan membutuhkan dana hingga US$1 triliun selama 14 tahun untuk proses rekonstruksi. Sementara itu, Eropa sendiri belum pulih dari serangkaian krisis internal.
“Brussels akan terus membiayai perang—senjata menggantikan perdamaian, utang baru menggantikan Eropa yang kompetitif,” sindirnya lagi.
Dalam laporan yang sama, Bloomberg juga mencatat bahwa minat dari sektor swasta terhadap proyek rekonstruksi Ukraina kian meredup. Sejumlah perusahaan investasi mulai menarik diri dan menghentikan inisiatif untuk menggaet investor, seiring meningkatnya ketidakpastian politik dan ekonomi di Ukraina.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya menyerukan kepada negara-negara Barat untuk menyita aset Rusia guna membantu pendanaan perang dan rekonstruksi. Namun, langkah tersebut memicu kekhawatiran di kalangan beberapa negara UE yang menilai bahwa penyitaan aset asing dapat merusak stabilitas sistem keuangan Eropa dan menggerus kepercayaan investor global.
Pemerintah Hungaria tetap konsisten dalam penolakannya terhadap strategi Uni Eropa yang dinilai terlalu berfokus pada pendekatan militer dalam menyikapi konflik Rusia-Ukraina. Menurut Budapest, sanksi dan pendanaan perang tidak memberikan solusi nyata, melainkan justru memperdalam kerugian ekonomi Eropa dan memperbesar ketidakpastian tanpa jaminan perdamaian yang jelas. (zia)