TASIKMALAYA | Priangan.com – Pemerintah Kota Tasikmalaya menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologis menyusul meningkatnya intensitas hujan dan potensi bencana yang mengiringinya. Status siaga berlaku selama lima hari ke depan dan dapat diperpanjang dalam masa transisi hingga 20–40 hari, tergantung perkembangan cuaca.
Kepala BPBD Kota Tasikmalaya, Ucu Anwar, menyebutkan bahwa wilayah Kota Tasikmalaya saat ini berada dalam fase cuaca ekstrem yang rentan memicu banjir, longsor, hingga pohon tumbang.
“Berdasarkan prakiraan BMKG, hujan dengan intensitas tinggi akan berlangsung dari November hingga Januari 2026. Kesiapsiagaan harus ditingkatkan,” kata Ucu kepada wartawan, Jumat (6/11/2025).
Sejumlah kejadian akibat cuaca ekstrem telah tercatat. Sedikitnya 17 pohon tumbang, empat di antaranya menutup jalan utama dan sempat mengganggu arus lalu lintas. Selain itu, angin kencang merusak 25 rumah di Kecamatan Cipedes, Tawang, dan Indihiang.
Penanganan dilakukan oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) yang melibatkan BPBD, TNI, Polri, serta dinas terkait seperti PUPR, Dinas Sosial, Dishub, Perawaskim, dan damkar. Fokus utama TRC adalah membuka akses jalan, membantu warga terdampak, hingga melakukan mitigasi risiko di titik rawan bencana.
“Penetapan status ini untuk mencegah jatuhnya korban jiwa. Kami terus berkoordinasi dan mempercepat penanganan terutama di permukiman terdampak. Dinas Sosial juga sudah melakukan pendataan dan penyaluran bantuan bagi warga yang rumahnya rusak,” ujarnya.
BPBD mengimbau warga yang tinggal di sekitar lereng, bantaran sungai, dan kawasan pepohonan besar untuk waspada, terutama saat hujan deras berlangsung. Safety menjadi prioritas utama pemerintah dalam masa siaga ini. (yna)

















