JAKARTA | Priangan.com – Siapa tak kenal dengan bangunan yang satu ini? Ya, ini adalah Hotel Indonesia. Hotel tersebut dibangun dan diresmikan oleh Presiden Indonesia pertama, Ir. Soekarno, pada 5 Agustus 1962. Maka dari itu, tak ayal kalau hotel yang satu ini menjadi salah satu bangunan bersejarah di Indonesia.
Di balik kemegahannya, Hotel Indonesia punya satu fakta menarik. Ternyata, hotel ini dibangun dari hasil uang rampasan Jepang. Kala itu, di awal masa kemerdekaan, membangun sebuah infrastruktur yang layak tentu saja menjadi tantangan tersendiri. Wahlasil, sebagai seorang presiden, Soekarno pun kala itu memutuskan untuk menjadikan dana hasil rampasan Jepang sebagai dana untuk membangun hotel ini.
Bukan tanpa alasan, Soekarno kekeh ingin membangun hotel bertaraf internasional lantaran kala itu Jakarta belum punya penginapan yang memadai bagi tamu negara. Misalnya saat Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955, kala itu terpaksa harus digelar di Bandung lantaran Jakarta tak punya fasilitas hotel yang memadai. Berangkat dari situlah, Soekarno memulai niatannya untuk membangun sebuah hotel yang punya standar internasional.
Perjanjian San Francisco yang digelar pada September, 1951, menjadi jalan bagi Indonesia mendapatkan pendanaan untuk membangun hotel ini. Pada saat itu, Indonesia berhak menuntut ganti rugi atas penjajahan Jepang yang dilakukan selama 3,5 tahun. Lewat perjanjian tersebut, pemerintah Jepang menyutujui untuk memberikan kompensasi sebesar 223.080.000 dollar AS yang diangsur dalam waktu 20 tahun. Tak berhenti sampai di sana, Jepang juga kala itu mengjapuskan utang dagang Indonesia sebesar 117.000.000 dollar AS dan menyediakan kredit sebesar 400.000.000 dollar AS guna membangun perekonomian Indonesia.
Dana rampasan inilah yang memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk membangun sejumlah fasilitas yang tidak hanya bermanfaat bagi rakyat, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di mata dunia. Hotel Indonesia menjadi salah satu proyek prestisius yang lahir dari dana tersebut.
Meski awalnya pembangunan Hotel Indonesia sempat menuai kritik lamtaran dilakukan saat kondisi ekonomi negara belum stabil, Soekarno pada saat itu tetap bersikukuh dan melanjutkan proyek ini. Baginya, hotel ini bukan sekadar bangunan, tetapi juga sebuah perwujudan dari kebangkitan bangsa Indonesia yang telah berhasil membebaskan diri dari penjajahan. Pada akhirnya, proyek ini selesai dan Hotel Indonesia menjadi salah satu hotel termegah di Asia Tenggara dengan 16 lantai dan 500 kamar tidur. (ldy)