Historia

Hoogere Burger School, Sekolah Elit di Masa Kolonial

Gedung HOgere Burger School (HBS) tempat pendidikan anak-anak Belanda | Arsip Nasional RI

JAKARTA | Priangan.com – Pendidikan adalah salah satu instrumen penting dalam kehidupan. Ia punya peran yang sangat besar. Lewat pendidikan, seseorang dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal, baik dalam aspek intelektual, emosional, maupun moral.

Sama seperti sekarang, di zaman penjajahan, pendidikan juga dipandang sebagai sesuatu yang amat vital. Hanya saja, untuk bisa memperoleh fasilitas ini kala itu sangat sulit, apalagi bagi kaum bumi putera. Dulu, cuma orang-orang tertentu yang bisa menimba ilmu dengan baik.

Salah satu sarana pendidikan yang tenar di masa itu adalah Hogere Burger School (HBS). Ini adalah salah satu sarana pendidikan setara menengah tinggi yang tak bisa diakses sembarang orang. Hanya kalangan penguasa dan anak-anak Belanda yang boleh bersekolah di sini.

Ada beberapa tokoh pahlawan yang setidaknya jebolan HBS, beberapa di antaranya adalah Soekarno dan Mohammad Hatta, ya, dua sosok yang kelak menjadi Presiden dan Wakil Presiden pertama Indonesia.

Lantas, seperti apa sejarah sekolah yang pernah menjadi tempat menimba ilmu para mantan presiden dan wakil presiden pertama itu?

Didirikan pada 1867 di Batavia (sekarang Jakarta), HBS adalah sekolah elit yang dikhususkan bagi anak-anak Eropa. Kendati begitu, seiring berjalannya waktu, sekolah ini mulai menerima kalangan lain, seperti Tionghoa, hingga bumi putera, meski jumlahnya sangat terbatas.

Sekolah ini punya standar kurikulum yang ketat, serupa dengan sekolah menengah di Belanda. Mata pelajaran yang diajarkan, mencakup berbagai bidang ilmu pengetahuan, mulai dari matematika hingga bahasa asing seperti Perancis, Jerman, dan Inggris.

Seiring berjalamnya waktu, HBS kemudian berkembang ke kota-kota lain seperti Surabaya dan Semarang pada akhir abad ke-19. Sekolah ini juga membuka cabang khusus bagi siswa perempuan di Batavia pada tahun 1882.

Tonton Juga :  Tragedi Ninja Banyuwangi; Pembantaian Mencekam yang Pernah Mengguncang Jawa Timur

Pendidikan di HBS dirancang untuk mempersiapkan siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi atau menjadi profesional di bidang tertentu. Namun, hanya segelintir kalangan bumiputra saja yang mampu menyelesaikan pendidikan di HBS.

Masa studi disekolah ini berlangsung selama lima tahun. Pada masa itu, rentang waktu pendidikan selama ini menjadi rentang waktu paling lama. Selain membawa bekal ilmu yang baik, para lulusan HBS juga kebanyakan membuat para orang tua mereka bangga. Pasalnya, sekolah ini dipandang sebagai sekolah elit sehingga mampu menaikkan status sosial seseorang.

Meski HBS kini tinggal kenangan, pengaruhnya terhadap perkembangan pendidikan dan pembentukan pemikiran modern di Indonesia tidak dapat disangkal. Sekolah ini jadi saksi bagaimana pendidikan dapat menjadi alat mobilitas sosial sekaligus menciptakan generasi pemimpin yang memengaruhi sejarah bangsa. (ersuwa)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: