Historia

Hiperinflasi 1923: Ketika Kayu Bakar Jauh Lebih Berharga daripada Mata Uang Jerman

Ilustrasi Uang Jerman. | Istimewa

BERLIN | Priangan.com – Tahun 1923 mungkin menjadi tahun ekonomi paling kelam sepanjang sejarah Jerman. Pasalnya, di tahun tersebut, Berlin harus menghadapi kehancuran nilai mata uangnya akibat hiperinflasi yang tak terkendali. Harga barang melambung tinggi dalam hitungan jam, sementara uang kertas Reichsmark yang beredar di masyarakat berubah menjadi benda tak berharga. Rakyat Jerman terjebak dalam krisis yang mengubah cara hidup mereka secara drastis.

Akar permasalahan ini berawal dari kekalahan Jerman dalam Perang Dunia I dan beban reparasi yang ditetapkan dalam Perjanjian Versailles. Untuk membayar utang tersebut, pemerintah Jerman terus mencetak uang dalam jumlah besar dengan harapan dapat memenuhi kewajiban mereka. Namun, kebijakan ini justru memperburuk keadaan. Nilai mata uang terus anjlok, dan harga kebutuhan pokok naik ke tingkat yang tidak masuk akal.

Pada puncak inflasi, rakyat Jerman mengalami kesulitan besar dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Gaji yang mereka terima di pagi hari nyaris tak bernilai lagi di sore hari. Konon, pada masa-masa itu banyak orang yang memenuhi gerobak mereka dengan tumpukan uang hanya utntuk membeli sepotong roti. Bahkan, di beberapa tempat, uang lebih sering digunakan sebagai bahan bakar daripada sebagai alat tukar, karena nilainya lebih murah dibandingkan membeli kayu bakar.

Fenomena ini tidak hanya memengaruhi kondisi ekonomi, stabilitas sosial dan politik juga ikut terguncang. Ketidakpuasan terhadap pemerintah meningkat tajam. Itu membuat kelompok-kelompok radikal mulai bergerak guna meraih simpati rakyat. Parta-partai ekstrem mulai mendapatkan dukungan. Salah satunya Nazi, yang kelak menjadi partai yang mengambil alih kekuasaan pada dekade berikutnya.

Krisis ini akhirnya mereda setelah pemerintah Nazi memperkenalkan mata uang baru, Rentenmark, yang didukung oleh aset nyata seperti tanah dan industri. Kebijakan ini berhasil menghentikan laju inflasi dan secara perlahan memulihkan perekonomian. (Ersuwa)

Tonton Juga :  Kisah Kelam Doctor Plague Menghadapi Wabah Hitam di Eropa
zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: