BRUSSELS | Priangan.com – Alih-alih meladeni kebijakan tarif impor agresif Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Uni Eropa memilih jalur diplomasi dengan menawarkan kesepakatan dagang baru. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan pada Senin, 7 April 2025, bahwa pihaknya siap membuka negosiasi dengan Washington, menyusul pemberlakuan tarif impor baru oleh AS yang mencapai 20% untuk produk-produk asal Eropa.
Langkah ini merupakan respons atas kebijakan tarif impor AS yang diumumkan pekan lalu, yang berlaku untuk puluhan negara dengan besaran tarif bervariasi antara 10% hingga 50%. Kebijakan tersebut memicu kekhawatiran luas akan terjadinya perang dagang, terutama di kalangan negara-negara mitra dagang AS.
“Sebagai langkah awal, kami telah menawarkan kesepakatan tarif nol-untuk-nol untuk barang-barang industri,” ujar Ursula von der Leyen dalam konferensi pers di Brussels.
Pernyataan ini disampaikan usai pertemuan para menteri perdagangan Uni Eropa di Luksemburg. Menurut von der Leyen, pendekatan ini bertujuan untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dalam hubungan dagang antara Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Meski menawarkan jalan damai, Uni Eropa juga bersiap menghadapi skenario terburuk. Von der Leyen menegaskan bahwa blok tersebut telah menyiapkan serangkaian tindakan balasan jika negosiasi dengan Washington gagal mencapai titik temu.
“Kami akan mempertahankan kepentingan kami dan siap merespons jika diperlukan,” tegasnya.
Kebijakan tarif AS sebelumnya telah mencakup bea masuk sebesar 25% untuk baja dan aluminium dari Uni Eropa, yang menurut pemerintahan Trump ditujukan untuk negara-negara yang dianggap menerapkan hambatan perdagangan tinggi terhadap barang-barang asal AS.
Dengan tawaran negosiasi ini, Uni Eropa berusaha menjaga stabilitas ekonomi kawasan serta menghindari dampak negatif dari potensi perang dagang dengan mitra strategisnya, Amerika Serikat. (Zia)