BANDUNG | Priangan.com – Suasana hangat dan penuh makna menyelimuti Hari Keluarga Nasional, Minggu (29/6/2025), ketika Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji, menyambangi beberapa keluarga yang baru saja dikaruniai buah hati.
Di tengah hiruk pikuk kesibukan negara dan waktu berharga bersama keluarganya, Menteri Wihaji menyempatkan diri untuk hadir langsung ke tengah-tengah masyarakat di Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Dengan langkah ringan, ia mengawali kunjungan di Praktik Mandiri Bidan Nia di kawasan Cibogo, Lembang. Di tempat itu, ia menemui Ny. Indria, seorang ibu muda yang baru saja melahirkan. Wihaji bukan sekadar datang membawa bunga dan tanda mata. Dalam obrolan hangat dengan keluarga dan para kader KB, ia menitipkan pesan penting tentang peran keluarga sebagai fondasi utama pembentukan karakter anak.
“Kita belajar bicara, makan, bahkan memahami kasih sayang itu semua pertama kali dari keluarga. Keluarga itu kunci. Dan dari keluarga yang kuat, sehat, dan bahagia, akan lahir generasi emas Indonesia,” ungkapnya.
Tak hanya berbagi pesan, Menteri Wihaji bahkan turut menorehkan jejak istimewa dalam bentuk nama. Ketika keluarga bayi yang baru lahir meminta tambahan nama untuk sang putra, Wihaji tanpa ragu mengusulkan satu nama penuh makna: Rigana, singkatan dari Hari Keluarga Nasional. Jadilah nama sang bayi: Muhammad Adrian Rigana.
“Ini nama yang mengandung harapan besar. Semoga kelak Adrian Rigana menjadi anak yang membanggakan keluarga dan bangsa. Dan hari ini, seluruh Indonesia mendoakanmu,” ucapnya haru.
Perjalanan Menteri Wihaji berlanjut ke Rumah Sakit Umum Daerah Kecamatan Lembang. Di sana, ia bertemu dengan Ibu Raisa dan Ibu Santika, dua perempuan tangguh yang tepat melahirkan di Hari Keluarga. Momen ini tak luput dari sorotan sang menteri.
“Kami ingin memberi apresiasi kepada keluarga yang menyambut anak di momen istimewa ini. Semoga keluarga mereka terus diberi kesehatan dan keberkahan. Dan para ayah, ayo ikut terlibat aktif dalam tumbuh kembang anak,” tutur Wihaji sembari menyerahkan topi Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) — sebuah simbol kampanye keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak yang digagas BKKBN.
Di setiap kunjungan, Wihaji juga menekankan pentingnya perhatian terhadap gizi dan sanitasi keluarga sebagai langkah nyata mencegah stunting. Ia menyebut, keluarga bukan hanya tempat tumbuh, tapi juga tempat bertumbuh—secara fisik, emosi, dan nilai-nilai kehidupan.
Menutup kunjungannya, Wihaji menyampaikan harapan agar Hari Keluarga tak sekadar peringatan seremonial, melainkan menjadi momentum merekatkan ikatan antaranggota keluarga.
“Hari ini adalah cermin bahwa negara hadir di tengah keluarga. Kita ingin memastikan bahwa setiap keluarga Indonesia bisa hidup sehat, berkualitas, dan saling menguatkan. Dari keluarga yang tangguh, lahirlah Indonesia yang maju,” pungkasnya. (yna)