JAKARTA | Priangan.com – Sosok dalam foto di atas adalah Genghis Khan. Ia merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah dunia yang namanya terus disebut ketika membahas perkembangan kekuasaan di Asia pada abad pertengahan. Lahir sekitar tahun 1162 dengan nama Temüjin di kawasan padang stepa Mongolia, masa kecilnya diwarnai kehidupan suku yang kerap berkonflik. Ia kehilangan ayahnya akibat serangan suku Tatar, peristiwa yang membuat keluarganya harus bertahan dalam kondisi serba terbatas. Situasi itu membentuk karakter Temüjin yang tegas dan mendorongnya membangun kekuatan untuk merebut kembali posisi keluarganya di tengah perebutan pengaruh antarklan.
Perjalanan Temüjin menuju pucuk kepemimpinan dimulai ketika ia mampu menggalang dukungan dari berbagai kelompok yang sebelumnya saling bermusuhan. Pada 1206, dalam sebuah kurultai atau pertemuan para pemimpin suku, ia diproklamasikan sebagai Genghis Khan yang berarti Penguasa Universal. Pengangkatan itu menandai penyatuan suku-suku Mongolia yang semula terpecah. Genghis Khan kemudian membangun struktur militer yang terorganisasi dengan baik, memanfaatkan kavaleri cepat serta strategi pengepungan untuk menaklukkan wilayah-wilayah tetangga.
Kampanye militernya bergerak ke berbagai penjuru, dimulai dari Xia Barat hingga Jin di Tiongkok utara. Dari sana pasukannya menuju Asia Tengah untuk menghadapi Khwarezm yang saat itu menjadi kekuatan besar di wilayah tersebut. Setiap ekspedisi dilakukan melalui rencana yang sistematis dan didukung formasi pasukan yang bekerja dalam unit-unit kecil. Genghis Khan menerapkan konsep meritokrasi sehingga jabatan diberikan berdasarkan kemampuan. Sistem ini memperkuat kesetiaan prajurit terhadap pemimpin mereka.
Kemarahan Genghis Khan kepada Khwarezm berawal dari terbunuhnya utusan Mongol, peristiwa yang mendorongnya mengirim pasukan dalam jumlah besar untuk menyerbu kekaisaran itu. Serangan tersebut menjadi salah satu operasi militer terbesar pada masanya. Di balik kekerasan yang muncul dari perang-perang ini, Genghis Khan berupaya membangun pemerintahan yang terpusat dengan aturan yang berlaku bagi seluruh kelompok yang berada di bawah kekuasaan Mongol.
Kisah hidup Genghis Khan berakhir pada 18 Agustus 1227 saat ia berada dalam sebuah kampanye militer. Ia dikabarkan mengalami cedera akibat kecelakaan berkuda. Jenazahnya dimakamkan di lokasi yang tidak pernah dipublikasikan, sesuai tradisi bangsawan Mongolia yang menjaga kerahasiaan tempat peristirahatan pemimpin mereka. Seusai wafatnya, kekuasaan Mongol diteruskan oleh para penerusnya yang kemudian memperluas wilayah hingga menjadi salah satu kekaisaran terbesar yang pernah ada.
Hingga saat ini, Genghis Khan tetap dikenang dalam sejarah. Ia dianggap sebagai tokoh dengan kemampuan politik dan militer yang kuat serta berhasil mengubah struktur sosial suku-suku nomaden menjadi kekuatan besar yang mempengaruhi perkembangan kawasan Asia dan Eropa. Meskipun jalur penaklukannya meninggalkan kontroversi, kiprahnya tetap menjadi bagian penting dalam memahami perubahan geopolitik pada abad ke-13. (wrd)

















