BANDUNG | Priangan.com – Rumah Dinas Gubernur Jawa Barat terletak di Jalan Pasir Kaliki, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung. Rumah besar yang memiliki arsitektur kuno itu ternyata menyimpan cerita sejarah yang menarik untuk ditelisik.
Dibangun pada 1864-1867, bangunan yang didominasi dengan cat berwarna putih itu awalnya dipakai sebagai kantor residen Priangan. Pada saat itu, ibu kota residen yang semula berada di wilayah Cianjur, dipindah ke Kota Bandung lantaran adanya bencana berupa letusan Gunung Gede.
Kota bandung sendiri dipillih karena pertimbangan lokasinya yang sangat strategis, dimana selain menjadi pusat keramaian di Jawa Barat, lokasi Kota Bandung juga tak begitu jauh dengan pemerintahan di tingkat pusat, sehingga dapat memudahkan akses koordinasi.
Selain menjadi kantor keresidenan Priangan dan dijadikan sebagai tempat untuk menggelar rapat maupun pertemuan antar residen, rumah besar yang dikenal sebagai Gedung Pakuan itu juga ternyata pernah disambangi oleh sejumlah tokoh internasional.
Beberapa tokoh yang pernah singgah di antaranya adalah Raja Siam Chulalongkorn, Sri Ratu Belanda Juliana, Pangeran Bernhard, Presiden Yugoslavia, Josip Broz Tito, Ratu Elizabeth II, hingga Presiden AS, Barrack Obama. Tak ayal, kalau sebagian masyarakat seringkali menyebut bangunan ini sebagai tempat singgah para tokoh dunia di masa lampau ketika berkunjung ke Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka atau tepatnya pada tahun 1948, gedung itu mulai digunakan sebagai rumah dinas Wali Negara Pasundan, R.A.A Wiranatakusumah. Lalu pada tahun 1950, Gedung Pakuan kemudian berubah statusnya menjadi Rumah Dinas Gubernur Jawa Barat sampai saat ini.
Pada April 1955, ruang tengah gedung ini pernah terjadi peristiwa penandatanganan Komunike Bersama Dwi Kewarganegaraan. Penandatanganan itu terjadi antatra pemerintah Republik Indonesia dengan Republik Rakyat Tiongkok.
Di sisi lain, bangunan yang sudah berusia lebih dari 1,5 abad itu juga saat ini sering dijadikan sebagai salah satu tempat edukasi sejarah bagi masyarakat. Gedung Pakuan, biasa dibuka untuk umum setiap hari Sabtu dan Minggu. Sisa-sisa kejayaan pemerintah kolonial sampai saat ini masih bisa dilihat dan dijadikan sebagai sebuah pelajaran berharga tentang masa lalu.
Di sana, ada banyak artefak dan struktur arsitektur asli yang masih utuh dan terpelihara dengan baik. Memberikan gambaran nyata tentang bagaimana kehidupan pada zaman bangsa kolonial Belanda. (ldy)