GARUT | Priangan.com— Pemerintah Kabupaten Garut resmi menetapkan status kesiapsiagaan darurat bencana menyusul meningkatnya frekuensi dan dampak bencana alam yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Pengumuman tersebut disampaikan langsung oleh Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, dalam rapat koordinasi lintas perangkat daerah di Command Center, Jalan Kiansantang, Garut Kota, Sabtu (28/6/2025).
Langkah ini diambil setelah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih akan terus melanda wilayah Kabupaten Garut selama sepekan ke depan. Kondisi ini dianggap berpotensi memperparah situasi di sejumlah kecamatan yang sebelumnya telah terdampak banjir dan longsor.
“Kami sudah menerima informasi dari BMKG bahwa curah hujan akan terus berlangsung selama satu minggu ke depan. Maka dari itu, kami putuskan untuk meningkatkan status menjadi kesiapsiagaan darurat. Ini bukan untuk menakut-nakuti, tapi agar semua pihak benar-benar siap,” ujar Bupati Syakur dalam keterangannya.
Ia juga menekankan pentingnya koordinasi di semua tingkatan, dari kecamatan hingga desa, agar bisa mempercepat deteksi dini dan evakuasi apabila bencana terjadi sewaktu-waktu.
“Saya minta camat dan kepala desa tidak pasif. Lakukan pemantauan, data wilayah rawan, dan pastikan masyarakat tahu harus ke mana jika terjadi sesuatu,” tambahnya.
Rapat koordinasi tersebut juga dihadiri oleh Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, yang menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap warga yang terdampak, terutama mereka yang rumahnya terendam banjir.
Ia mengatakan bahwa pemerintah tidak bisa hanya fokus pada penanganan pascabencana, tetapi harus proaktif dalam upaya pencegahan.
“Kita tahu ada rumah-rumah warga yang terendam. Ini harus jadi alarm bahwa sistem saluran air, irigasi, dan lingkungan kita perlu diperiksa secara menyeluruh. Saya imbau seluruh kepala desa segera inisiasi kerja bakti dan periksa jalur air di wilayah masing-masing,” ujar Putri.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak ragu melapor jika melihat tanda-tanda ancaman seperti retakan tanah, longsoran kecil, atau debit sungai yang mulai naik.
“Respons cepat dari masyarakat akan sangat membantu kami mencegah jatuhnya korban jiwa,” tambahnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Garut, Nurdin Yana, yang turut memberikan pernyataan dalam rapat tersebut, mengatakan bahwa pemerintah sedang menyiapkan langkah lanjutan termasuk kemungkinan penetapan status tanggap darurat jika situasi memburuk.
“Insyaallah, besok kami akan melakukan rapat teknis untuk memastikan langkah apa yang akan kita ambil selanjutnya. Bila perlu, kita tetapkan status tanggap darurat agar penanganan bisa lebih cepat dan sumber daya segera dikerahkan,” ungkap Nurdin.
Ia menegaskan bahwa kebijakan ini tidak akan bergantung pada proses birokrasi yang berlarut. “Jika kondisinya mendesak, kami tidak akan menunggu. Penetapan bisa langsung dilakukan, dan langkah penanganan segera dijalankan,” katanya.
Pemerintah Kabupaten Garut juga mengimbau seluruh masyarakat agar tetap tenang, namun meningkatkan kewaspadaan. Warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai, lereng tebing, dan wilayah perbukitan diminta untuk siaga dan tidak mengabaikan peringatan dari petugas.
Hingga Sabtu malam, wilayah-wilayah seperti Tarogong Kidul, Cilawu, Bayongbong, dan Banyuresmi masih dalam pemantauan intensif. Beberapa titik dilaporkan masih mengalami genangan dan pergerakan tanah ringan. BPBD bersama relawan sudah diterjunkan untuk memastikan tidak ada warga yang terisolasi atau berada dalam kondisi bahaya.
Dengan status kesiapsiagaan ini, Pemkab Garut berharap seluruh elemen masyarakat dan pemerintah bisa bergerak secara cepat, terkoordinasi, dan saling mendukung untuk menghadapi potensi bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi. (Az)