MANILA | Priangan.com – Filipina tengah melakukan upaya untuk menjalin perjanjian akses pasukan timbal balik dengan Kanada, Prancis, Selandia Baru, dan beberapa negara lainnya. Menteri Pertahanan Filipina, Gilberto Teodoro, menyatakan bahwa pihaknya berharap perjanjian tersebut dapat ditandatangani pada tahun depan.
Teodoro mengatakan bahwa perjanjian ini akan memperkuat interoperabilitas antara angkatan bersenjata Filipina dan negara-negara mitra. Dengan perjanjian ini, angkatan bersenjata dari negara-negara tersebut akan dapat beroperasi lebih efektif di wilayah Filipina dan sebaliknya.
“Ini akan mendekati puncak aliansi pertahanan kami,” ujarnya, pada Senin, 22 Juli 2024.
Langkah Filipina ini merupakan bagian dari strategi untuk menghadapi meningkatnya ketegangan di kawasan, terutama terkait dengan sikap China di Laut Cina Selatan. Sebelumnya, Filipina dan Jepang telah menandatangani pakta militer penting yang memungkinkan pengerahan pasukan di wilayah masing-masing, sebagai respons terhadap ekspansi klaim teritorial China.
Kanada, Prancis, dan Selandia Baru telah secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap klaim Filipina atas zona ekonomi eksklusif 200 mil lautnya. Hal ini mencerminkan solidaritas internasional terhadap posisi Filipina di tengah sengketa yang melibatkan China.
China mengklaim hampir seluruh wilayah Laut Cina Selatan dan menolak putusan Pengadilan Arbitrase Tetap di Den Haag pada tahun 2016, yang menyatakan bahwa klaim luas Beijing tidak memiliki dasar hukum internasional. Putusan ini merupakan hasil dari kasus yang dibawa oleh Filipina ke pengadilan internasional.
Dengan upaya ini, Filipina berusaha memperkuat posisi pertahanannya dan meningkatkan kerjasama internasional di tengah ketegangan regional yang terus meningkat. (mth)