BANDUNG | priangan.com — Ratusan keluarga tumpah ruah di kawasan Kota Baru Parahyangan, Minggu (13/7/2025), mengikuti ajang lari santai “Family Run: Ulinpiade x BAF Lions Run 2025” sejauh 2,5 kilometer.
Kegiatan ini digelar Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jawa Barat bersama Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI) dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional (HAN) 2025.
Menurut Kepala DP3AKB Jabar Siska Gerfianti, acara ini dirancang agar seluruh anggota keluarga bisa berpartisipasi di akhir masa liburan sekolah. Antusiasme warga melampaui ekspektasi panitia.
“Target awal 300 peserta, tapi yang hadir melebihi itu. Banyak keluarga datang lengkap, anak-anak dari balita hingga remaja ikut semua. Semua terlihat senang dan menikmati,” ujar Siska usai kegiatan.
Family Run bukan sekadar ajang olahraga. Menurut Siska, ini bagian dari kampanye membangun kedekatan keluarga, sekaligus sarana memperkuat interaksi lintas usia dalam lingkungan yang sehat, aman, dan menyenangkan. Peserta termuda, kata dia, bahkan baru berusia dua tahun.
“Ini bukan lomba, tapi momen kebersamaan. Anak-anak tumbuh lebih kuat saat merasa dekat dan didukung keluarganya,” katanya.
Kegiatan ini juga sejalan dengan nilai-nilai Pancawaluya yang diusung Pemprov Jabar: cageur (sehat), bageur (baik), bener (jujur), pinter (cerdas), dan singer (terampil). Menurut Siska, aspek cageur atau kesehatan menjadi titik awal tumbuh kembang anak yang ideal.
DP3AKB menggandeng APSAI Jabar serta Lions Club Wilayah 1 Distrik 307B2 dalam kegiatan ini. Turut hadir Ketua APSAI Jabar Dewie Kulsum, Kabid Perlindungan Hak Anak Rumondang Rumapea, Ketua Panitia Irma Y Suganda, serta perwakilan Lions Club PCC Felix Hady Marthadiantara dan PDG Toni Suparman.
Rute lari yang landai dan ramah anak di KBP menjadi daya tarik tersendiri, memungkinkan semua usia bisa berpartisipasi aktif. Banyak peserta memanfaatkan momen ini sebagai waktu berkualitas keluarga di luar rumah.
Siska berharap kegiatan semacam ini dapat menjadi budaya baru: menjadikan ruang publik sebagai tempat belajar nilai-nilai keluarga, sekaligus menguatkan perhatian terhadap pemenuhan hak-hak anak.
“Kami ingin ini jadi rutinitas. Anak-anak perlu ruang aman, sehat, dan menyenangkan — bukan hanya di sekolah, tapi juga di lingkungan sosial dan keluarga,” tutup Siska. (yna)