DUNKIRK | Priangan.com – Pantai Dunkirk di utara Prancis pernah menjadi tumpuan harapan terakhir bagi ratusan ribu tentara Sekutu yang terdesak oleh laju cepat pasukan Jerman Nazi. Dalam situasi perang yang nyaris menutup semua jalan keluar, kawasan pesisir ini berubah menjadi titik penentuan bagi kelangsungan kekuatan militer Inggris dan sekutunya pada fase awal Perang Dunia II. Dari tempat inilah sebuah operasi evakuasi berskala besar dijalankan untuk menyelamatkan pasukan yang terkepung.
Peristiwa ini terjadi pada akhir Mei hingga awal Juni 1940, ketika serangan kilat Jerman memaksa British Expeditionary Force bersama pasukan Prancis dan Belgia mundur ke wilayah Dunkirk. Kota pelabuhan di tepi Laut Utara tersebut menjadi lokasi berkumpulnya pasukan Sekutu yang terisolasi dari jalur mundur darat. Di saat yang sama, pasukan Jerman terus mendekat, sementara serangan udara dilakukan secara intensif oleh Luftwaffe.
Dalam kondisi terdesak, pemerintah Inggris memutuskan melaksanakan Operasi Dynamo, sebuah rencana darurat untuk mengevakuasi pasukan dari Dunkirk ke wilayah Inggris. Operasi ini dipimpin Angkatan Laut Inggris dengan dukungan Royal Air Force serta satuan darat Sekutu yang bertugas menahan tekanan musuh di garis pertahanan terakhir. Pada tahap awal, target evakuasi diperkirakan terbatas karena kerusakan pelabuhan dan ancaman serangan udara yang berkelanjutan.
Pelaksanaan evakuasi menghadapi berbagai hambatan. Dermaga utama Dunkirk mengalami kerusakan akibat pemboman, sehingga kapal-kapal besar tidak dapat bersandar dengan aman. Untuk mengatasi situasi tersebut, ratusan kapal kecil milik warga sipil Inggris dikerahkan menyeberangi Selat Inggris. Kapal-kapal ini mengangkut tentara dari pantai menuju kapal militer dan kapal angkut yang menunggu di perairan lebih dalam.
Selama operasi berlangsung, pasukan Sekutu dievakuasi hampir tanpa jeda di bawah tekanan serangan udara. Royal Air Force berupaya memberikan perlindungan di udara, sementara pasukan darat membentuk perimeter pertahanan untuk menahan laju pasukan Jerman. Penundaan serangan darat Jerman pada fase awal turut memberi waktu tambahan yang krusial bagi kelangsungan proses evakuasi.
Operasi Dynamo berakhir setelah sembilan hari. Sekitar 338.000 tentara Sekutu berhasil dievakuasi ke Inggris, jauh melampaui perkiraan awal. Mayoritas yang diselamatkan adalah tentara Inggris, disusul pasukan Prancis dan sekutu lainnya. Keberhasilan ini harus dibayar dengan ditinggalkannya hampir seluruh persenjataan berat dan kendaraan militer di wilayah Prancis.
Secara strategis, evakuasi Dunkirk tidak menghentikan jatuhnya Prancis ke tangan Jerman. Namun, penyelamatan pasukan dalam jumlah besar memungkinkan Inggris mempertahankan kekuatan militernya dan melanjutkan perang. Peristiwa ini kemudian menjadi fondasi penting bagi pertahanan Inggris pada fase-fase berikutnya Perang Dunia II.
Evakuasi Dunkirk dikenang sebagai peristiwa yang mencerminkan kerja sama antara militer dan warga sipil di tengah krisis perang. Kisah ini diabadikan dalam berbagai karya sejarah dan budaya populer, termasuk film layar lebar Dunkirk yang dirilis pada 2017, yang mengangkat sudut pandang tentara, pelaut, dan penerbang selama operasi berlangsung. (wrd)

















