NTT | Priangan.com – Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), dikabarkan mengalami peningkatan aktivitas vulkanik.
Pada Minggu, 3 September 2024, tepat pukul 24.00 WITA, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bahkan langsung menaikkan status gunung api ini dari level III (Siaga) menjadi level IV (Awas) seiring dengan naiknya aktivitas kegempaan vulkanik. Tak hanya itu, warga pun diminta untuk menjauhi area dengan radius tujuh kilometer dari puncak gunung.
Erupsi yang terjadi pada tengah malam tersebut berlangsung selama 1.450 detik. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur, melaporkan sedikitnya ada sembilan orang yang meninggal dunia akibat letusan tersebut.
Tak hanya menimbulkan korban jiwa, aktivitas erupsi yang terjadi pada Minggu dini hari itu juga memberikan dampak terhadap enam desa yang ada di Kecamatan Wulanggitang. Keenam desa itu adalah Desa Pululera, Nawokote, Hokeng Jaya, Klatanlo, Boru, dan Boru Kedang.
Sementara itu, di Kecamatan Ile Bura, empat desa juga turut terkena dampak, di antaranya adalah desa Dulipali, Nobo, Nurabelen, dan Riang Rita.
BNPB mencatat, total ada 2.734 kepala keluarga atau 10.295 jiwa yang terdampak oleh erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki ini. Sebagian besar warga yang terdampak berada di Kecamatan Wulanggitang dengan 2.527 KK atau 9.479 jiwa, sementara sisanya berada di Ile Bura dengan 207 KK atau 816 jiwa.
Mengantisipasi kondisi yang semakin memburuk, Desa Dulipali dan Desa Lewolaga saat ini telah mempersiapkan sekolah-sekolah sebagai lokasi pengungsian darurat bagi warga yang terpaksa meninggalkan rumah mereka. Pemerintah Desa Lewolaga bersama warga dan aparat desa juga terus bersiaga menghadapi potensi bahaya lebih lanjut dari gunung yang masih menunjukkan aktivitas vulkanik tinggi tersebut.
Sebagai langkah pencegahan dan kesiapsiagaan, Pemerintah Kabupaten Flores Timur juga telah memperpanjang status siaga darurat bencana untuk Gunung Lewotobi Laki-laki hingga 96 hari, yang berlaku sejak 27 September hingga 31 Desember 2024. Upaya ini dilakukan untuk memastikan keselamatan warga dan mendukung koordinasi berbagai pihak dalam menangani dampak erupsi. (wrd)