MAGDEBURG | Priangan.com – Bayangkan dua tim kuda yang kuat saling menarik ke arah berlawanan dengan sekuat tenaga. Namun, mereka tetap tidak mampu memisahkan dua belahan bola yang tampaknya biasa saja.
Bagaimana mungkin benda sekecil itu dapat menahan kekuatan yang begitu besar? Fenomena ini bukanlah sulap atau sihir, melainkan salah satu eksperimen ilmiah yang terkenal dalam sejarah. Percobaan ini membuktikan keberadaan tekanan atmosfer yang luar biasa.
Eksperimen Belahan Magdeburg pertama kali dilakukan oleh ilmuwan Jerman, Otto von Guericke, pada tahun 1654. Lewat demonstrasi ini, ia membuktikan bahwa tekanan udara memiliki kekuatan luar biasa yang sulit untuk diabaikan.
Percobaan ini menggunakan dua belahan bola dari bahan kuningan yang dapat disatukan membentuk ruang tertutup yang kedap udara.
Salah satu belahan bola dilengkapi dengan tabung yang terhubung ke pompa vakum serta sebuah katup untuk menutupnya. Ketika udara dipompa keluar dari dalam bola dan katup ditutup, tekanan udara luar menekan kedua belahan bola dengan sangat kuat.
Hampir mustahil untuk memisahkannya dengan tangan kosong. Bahkan, dalam demonstrasi aslinya, Von Guericke menggunakan tim kuda yang kuat untuk menarik kedua belahan tersebut. Namun, tetap tidak berhasil memisahkannya hingga udara dimasukkan kembali ke dalam bola.
Pada tahun 1654, Von Guericke diundang ke Regensburg untuk mendemonstrasikan eksperimennya di hadapan pejabat tinggi Kekaisaran Romawi Suci.
Dalam percobaan ini, ia menggunakan dua belahan bola tembaga yang disatukan, lalu memompa keluar udara di dalamnya. Setelah itu, dua tim yang masing-masing terdiri dari delapan ekor kuda berusaha menarik kedua belahan tersebut, tetapi tidak berhasil memisahkannya.
Demonstrasi ini kemudian diulang di kota kelahirannya, Magdeburg, dan sekali lagi di Berlin di hadapan Frederick William, Elektor Brandenburg, menggunakan dua puluh empat ekor kuda.
Eksperimen ini tidak hanya membuktikan kekuatan tekanan atmosfer, tetapi juga menginspirasi ilmuwan lain, seperti Robert Boyle, untuk meneliti lebih lanjut tentang sifat gas.
Penelitian Boyle akhirnya melahirkan hukum Boyle, yang menyatakan bahwa volume gas berbanding terbalik dengan tekanannya jika suhu tetap.
Percobaan Belahan Magdeburg tetap menjadi salah satu cara paling efektif untuk mengajarkan prinsip tekanan udara hingga saat ini. Replika belahan bumi dalam ukuran lebih kecil masih sering digunakan dalam kelas sains untuk membantu siswa memahami konsep ini secara praktis.
Penemuan Otto von Guericke tidak hanya membuka jalan bagi pemahaman tentang tekanan atmosfer. Lebih dari itu, eksperimen ini menjadi pijakan bagi perkembangan teknologi vakum yang kini digunakan dalam berbagai bidang, mulai dari industri hingga eksplorasi luar angkasa.
Lewat eksperimennya, ia membuktikan bahwa sains dapat mengungkap rahasia alam yang luar biasa dan memberikan manfaat besar bagi peradaban manusia. (Lsa)