BANJAR | Priangan.com – Kiprah membanggakan datang dari Elsani Nur Siva Rahmania, perwakilan Duta Batik Jawa Barat asal Kota Banjar, yang sukses meraih juara tiga dalam ajang Grand Final Duta Batik Indonesia 2025 di Surabaya pada 17–19 Oktober lalu. Keberhasilan itu menjadi momentum penting bagi Elsa untuk memperkenalkan batik khas daerahnya ke tingkat nasional.
Dalam kompetisi tersebut, Elsa menampilkan sejumlah batik khas Jawa Barat, seperti batik Cirebon, batik Ciamis, dan yang paling menarik perhatian, batik motif ranginang daun tarum dari Kota Banjar. Melalui karya itu, ia berusaha menegaskan bahwa batik bukan sekadar warisan, melainkan identitas budaya yang terus hidup di tengah generasi muda.
“Alhamdulillah, responnya cukup bagus di sana. Sudah banyak yang tahu di Jabar itu ada batik ranginang,” ujar Elsa, Rabu (22/10/2025).
Ia menuturkan, keikutsertaannya dalam ajang nasional tersebut berawal dari keinginannya untuk memperluas pengenalan batik sebagai warisan budaya yang sarat nilai filosofi. Elsa mengaku ingin membuktikan bahwa batik lokal, khususnya dari Banjar, mampu bersaing di panggung nasional.
Melalui perannya sebagai Duta Batik Jawa Barat, ia aktif melakukan advokasi dan edukasi batik ke berbagai lapisan masyarakat. Upaya itu diwujudkan melalui aplikasi Sobat Batik Jabar serta media sosial yang ia kelola untuk menyebarkan informasi tentang sejarah, motif, dan proses pembuatan batik.
“Jadi aku punya aplikasi Sobat Batik Jabar dan medsos. Saya advokasi ke sekolah-sekolah, sosialisasi apa itu batik, dan seperti apa cara membatik. Jadi itu upaya aku mengenalkan batik secara luas,” ujar Elsa.
Tak hanya sebatas sosialisasi digital, Elsa juga rutin turun langsung ke sekolah-sekolah dari tingkat dasar hingga Sekolah Luar Biasa (SLB) untuk memberikan edukasi tentang batik. Langkah itu ia yakini penting agar generasi muda semakin mengenal dan mencintai budaya lokalnya sendiri.
Sementara itu, pemilik Gerai Yola Batik, Lalak Siti Malak, yang merupakan perajin batik motif ranginang daun tarum, turut mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian tersebut. Ia menilai keberhasilan Elsa bukan hanya prestasi pribadi, tapi juga wujud promosi besar bagi batik khas Kota Banjar.
“Alhamdulillah, ibu sangat bangga batik motif ranginang daun tarum Kota Banjar bisa dikenakan oleh duta batik di tingkat nasional,” tutur Lalak.
Ia berharap keberhasilan ini dapat membuka peluang lebih luas bagi batik Banjar untuk dikenal secara regional, nasional, bahkan internasional. Menurutnya, ajang seperti Duta Batik Indonesia memberi ruang bagi karya perajin lokal untuk tampil dan diapresiasi di level yang lebih tinggi. (Eri)

















