TASIKMALAYA | Priangan.com – Upaya penambangan emas secara diam-diam di kawasan hutan milik Perhutani akhirnya terendus aparat. Kepolisian Resor Tasikmalaya Kota berhasil menggulung dua pelaku yang diduga kuat melakukan aktivitas tambang ilegal di Kecamatan Karangjaya, Kabupaten Tasikmalaya.
Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Moh Faruk Rozi, dalam konferensi pers Kamis (15/5/2025), mengungkap bahwa dua pria berinisial SH (50) dan JP (49), keduanya warga Tasikmalaya, telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
“Lokasi tambang ilegal ini berada di wilayah Blok Cilutung dan Blok Citunun, tepatnya di Kampung Karang Paninggal, Desa Karang Layung,” ungkap Faruk.
Berbekal informasi dari masyarakat, polisi melakukan penyelidikan mendalam sebelum akhirnya menangkap kedua pelaku. Penambangan dilakukan tanpa izin di kawasan konservasi, yang jelas melanggar aturan.
Modus operandi yang digunakan cukup konvensional namun merusak: keduanya menggali secara manual menggunakan cangkul dan palu, dibantu kompresor serta bahan kimia untuk memisahkan emas dari material tanah.
“Dari lokasi kejadian, kami menyita berbagai alat tambang dan zat kimia berbahaya yang digunakan dalam proses pengolahan emas,” tambahnya.
Kini, SH dan JP ditahan untuk proses hukum lebih lanjut. Mereka dijerat Pasal 158 junto Pasal 35 UU No. 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, yang mengatur sanksi bagi penambang tanpa izin resmi. Ancaman hukumannya tidak main-main: penjara hingga lima tahun dan denda maksimal Rp100 miliar.
Faruk menegaskan bahwa jajarannya akan terus memburu praktik serupa di wilayah hukum Polres Tasikmalaya Kota. Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak tergiur keuntungan sesaat dari aktivitas tambang yang merusak lingkungan.
“Kami tidak akan beri ruang bagi siapapun yang merusak ekosistem hutan demi kepentingan pribadi. Penindakan akan terus dilakukan secara tegas dan terukur,” tandasnya. (yna)
