AMERIKA SERIKAT | Priangan.com – Donald Trump, calon presiden dari Partai Republik, berhasil merebut kembali Gedung Putih setelah mengalahkan Wakil Presiden Kamala Harris dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) yang berlangsung pada Selasa (5/11).
Kemenangan ini menandai kembalinya Trump ke kursi kepresidenan setelah kekalahannya pada 2020, dan menjadikannya mantan presiden kedua dalam sejarah AS yang berhasil merebut kembali posisi tersebut setelah kalah dalam pemilihan ulang. Presiden sebelumnya yang mengalami hal serupa adalah Grover Cleveland.
Dalam penghitungan suara elektoral, Trump berhasil meraih 295 suara, sedangkan Kamala Harris mendapatkan 226 suara. Dengan perolehan ini, Trump melampaui batas minimal 270 suara elektoral yang diperlukan untuk memenangkan kursi kepresidenan.
Kemenangan ini diumumkan oleh berbagai jaringan televisi AS pada Rabu pagi waktu setempat, mengakhiri sebuah proses pemilu yang sengit dan penuh gejolak.
Kampanye yang dijalani Trump tidaklah mudah. Ia harus melewati sejumlah tantangan besar, termasuk dua upaya pembunuhan dan satu hukuman pidana, sebelum akhirnya meraih kemenangan besar ini.
Dalam pidato kemenangan yang disampaikan di depan pendukungnya pada Rabu (6/11), Trump menyebut kemenangannya sebagai “kemenangan luar biasa bagi rakyat Amerika” yang akan memulai “era keemasan Amerika”.
Sistem pemilihan presiden di AS, yang berbeda dengan banyak negara lain, memainkan peran kunci dalam kemenangan Trump. Alih-alih memilih langsung presiden, pemilih di AS sebenarnya memilih anggota Electoral College, yang jumlahnya 538 orang. Setiap negara bagian memiliki jumlah elektoral sesuai dengan jumlah penduduknya, dan kandidat yang meraih lebih dari 270 suara elektoral akan menjadi pemenang.
Sistem ini sering menjadi sumber perdebatan karena dalam beberapa kasus, seorang kandidat bisa memenangkan suara mayoritas populer namun tetap kalah dalam electoral votes. Namun, dalam pilpres 2024, Trump berhasil mengumpulkan suara elektoral terbanyak, membalikkan keadaan setelah kekalahannya dalam pemilihan 2020 yang menyaksikan kemenangan Joe Biden.
Trump, yang kini berusia 78 tahun, menyatakan bahwa ia akan berfokus pada menyembuhkan negara dan memulihkan kejayaan AS. Pada kesempatan tersebut, Trump juga menegaskan komitmennya untuk mewujudkan visi politik yang ia sebut sebagai “menjadikan Amerika hebat kembali”, tema yang sebelumnya juga ia kampanyekan dalam masa jabatannya.
Dengan kemenangannya kali ini, Trump menambah babak baru dalam sejarah politik AS, yang memperlihatkan betapa ketatnya pertarungan dan betapa pentingnya setiap suara dalam sistem pemilu negara ini. (mth)
Like
Love
Win
Cute
LOL
OMG
WTF
Fail
