WINA | Priangan.com – Sekitar seratus kilometer di barat laut Wina, Austria, ada sebuah desa kecil bernama Döllersheim. Delapan puluh tahun yang lalu, desa ini dihapus dari peta oleh seorang diktator Jerman yang ingin menghilangkan jejak keluarganya yang dianggap memalukan.
Pada tahun 1837, di Döllersheim, seorang wanita bernama Maria Schicklgruber melahirkan seorang anak di luar nikah. Bayi itu diberi nama Alois Schicklgruber. Identitas ayahnya tidak dicatat dalam surat baptis yang disimpan di gereja setempat.
Lima tahun kemudian, Maria menikah dengan Johann Georg Hiedler. Alois kemudian mengambil nama belakang suami ibunya, menjadi Alois Hitler.
Saat Adolf Hitler mulai dikenal dalam dunia politik, banyak sejarawan mencoba mengungkap asal-usulnya. Ini menjadi penting karena Hitler mengklaim dirinya berasal dari ras Arya yang murni.
Salah satu teori yang diajukan oleh sejarawan Werner Maser menyatakan bahwa ayah kandung Alois sebenarnya adalah Johann Nepomuk Hiedler, saudara laki-laki Johann Georg Hiedler. Nepomuk, seorang petani, diduga memiliki hubungan rahasia dengan Maria Schicklgruber.
Untuk menjaga nama baiknya, Nepomuk meminta saudaranya untuk menikahi Maria. Dengan begitu, ia bisa membantu Alois tanpa menimbulkan masalah dalam keluarganya sendiri.
Ada juga teori lain yang menyebut bahwa ayah Alois adalah seorang pria Yahudi bernama Leopold Frankenberger. Keluarga Frankenberger dikatakan pernah mempekerjakan Maria sebagai juru masak di Graz. Namun, teori ini diragukan karena tidak ada bukti bahwa ada komunitas Yahudi di Graz saat itu.
Rumor-rumor ini sering membuat Hitler marah. Ia pernah berkata, “Orang-orang tidak boleh tahu siapa saya. Mereka tidak boleh tahu dari mana saya berasal.”
Pada tahun 1931, Hitler memerintahkan pasukan Schutzstaffel (SS), unit paramiliter yang setia kepadanya, untuk menyelidiki kebenaran rumor tersebut. Hasil penyelidikan tidak menemukan bukti adanya keturunan Yahudi dalam garis keluarganya.
Untuk memperkuat citranya, Hitler meminta seorang ahli silsilah untuk membuat pohon keluarga yang menunjukkan bahwa ia berasal dari garis keturunan Arya. Silsilah ini diterbitkan dalam buku Die Ahnentafel des Führers pada tahun 1937.
Namun, langkah ini belum cukup bagi Hitler. Setelah menginvasi Austria, ia memerintahkan agar Döllersheim dan beberapa desa di sekitarnya dievakuasi dengan alasan pembangunan kamp pelatihan militer.
Lebih dari dua ribu penduduk dipindahkan secara paksa. Rumah-rumah mereka dihancurkan sebagai bagian dari latihan militer. Banyak yang percaya bahwa ini adalah cara Hitler untuk menghapus jejak masa lalunya agar tidak bisa diselidiki lagi.
Setelah Perang Dunia II berakhir, wilayah bekas desa Döllersheim diambil alih oleh Tentara Soviet. Tempat ini tetap menjadi zona militer tertutup hingga sekarang dan dikelola oleh Angkatan Bersenjata Austria.
Namun, sejak tahun 1981, beberapa bagian desa yang tersisa mulai dibuka untuk umum. Beberapa di antaranya adalah alun-alun utama, reruntuhan gereja Santo Petrus dan Paulus, serta area pemakaman.
Kini, tempat itu menjadi saksi bisu sejarah yang pernah berusaha dihapus oleh salah satu diktator paling berpengaruh dalam sejarah dunia. (LSA)