TASIKMALAYA | Priangan.com – Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya (DKKT) resmi membuka penjaringan calon ketua untuk periode 2025–2030. Agenda ini menjadi bagian dari persiapan Gempungan Seniman Kota Tasikmalaya 2025 yang akan digelar pada November, sekaligus penanda berakhirnya masa kepemimpinan Bode Riswandi setelah dua periode menjabat.
Ketua DKKT, Bode Riswandi, menegaskan bahwa gempungan merupakan forum musyawarah tertinggi bagi para seniman untuk menentukan arah organisasi lima tahun ke depan.
“Gempungan itu artinya musyawarah. Dalam forum ini, para seniman akan memilih ketua DKKT yang baru. Saya sudah dua periode memimpin, dan sesuai AD/ART, kepemimpinan harus diganti. Regenerasi ini penting untuk keberlanjutan,” ujar Bode, Rabu (24/9/2025).
Dengan terbukanya penjaringan ini, para seniman kini menanti siapa yang berani maju dan siap melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan DKKT.
“Siapapun yang memenuhi syarat dipersilakan ikut. Dengan semangat sauyunan sabilulungan, mari kita satukan energi untuk memajukan seni-budaya di Kota Resik,” terangnya.
Ketua Steering Committee, Dr. H. Iman Hilman, M.Pd., menambahkan, syarat calon ketua cukup ketat agar organisasi benar-benar dipimpin oleh figur yang layak.
“Calon harus WNI dengan KTP Kota Tasikmalaya, aktif dalam kegiatan seni-budaya, tidak sedang menjabat ASN, anggota TNI/Polri, atau pengurus partai politik. Selain itu, calon harus sehat jasmani dan rohani serta menuliskan visi misi dalam bentuk esai,” jelas Iman.
Ia menerangkan, sejumlah dokumen wajib disertakan, mulai dari CV, surat kesediaan bermaterai, SKCK, surat keterangan sehat, fotokopi ijazah terakhir, hingga rekomendasi rumpun seni bila ada. Pendaftaran dibuka 23–30 September 2025 untuk pengambilan formulir, sedangkan pengumpulan dokumen dijadwalkan pada 1–5 Oktober di sekretariat DKKT, Gedung Kesenian Kota Tasikmalaya, Jl. Lingkar Dadaha.
“Seluruh proses ini bertujuan agar calon ketua DKKT memiliki komitmen, kapasitas, dan legitimasi penuh,” tegasnya.
Pengurus DKKT, Kepler Sianturi, menilai momentum ini sangat penting bagi perjalanan kesenian Tasikmalaya. Menurutnya, calon ketua yang akan terpilih harus mampu merangkul semua rumpun seni, tidak hanya memikirkan kelompok tertentu.
“DKKT adalah rumah bersama seniman. Pemimpin mendatang harus membuka ruang dialog, memperkuat solidaritas, dan membawa seni Tasikmalaya lebih dikenal di luar daerah,” ujarnya.
Kepler juga mengingatkan perlunya keterlibatan generasi muda dalam kepengurusan baru. “Kalau hanya mengandalkan yang lama, organisasi bisa jalan di tempat. Kita butuh pemimpin yang visioner, mau mendengar, dan dekat dengan seniman muda,” paparnya. (yna)