BUDAPEST | Priangan.com – Hungaria nampaknya kembali menunjukkan sikap tegas ketika menanggapi kebijakan Uni Eropa terkait Ukraina. Dalam sebuah pertemuan yang melibatkan para pemimpin negara-negara Uni Eropa, pada 20 Maret 2025, Perdana Menteri Viktor Orban menolak untuk mendukung proposal peningkatan bantuan militer bagi Ukraina. Orban mengkritik gagasan tersebut sebagai sesuatu yang tidak realistis dan hanya akan memperburuk situasi..
Salah satu alasan utama Orban menolak proposal tersebut adalah dampak jangka panjang yang dirasakan oleh perekonomian Eropa akibat konflik yang berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina. Orban menekankan bahwa untuk mencapai penyelesaian yang nyata harus ada pendekatan diplomatik yang lebih kuat dan bukan hanya penambahan pasokan senjata yang hanya akan memperburuk situasi.
Selain itu, Orban mengingatkan bahwa Hungaria tidak akan membiarkan posisi Eropa dalam hal ini mencerminkan negara yang mendukung perpanjangan perang. Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, Hungaria juga menggunakan hak vetonya untuk menunda pengiriman bantuan militer ke Kiev, dengan alasan bahwa langkah tersebut akan memperburuk eskalasi ketegangan.
Menanggapi penolakan Hungaria, sejumlah negara seperti Spanyol dan Italia juga turut menentang proposal yang sama sehingga membuat upaya Uni Eropa untuk meningkatkan bantuan militer kepada Ukraina semakin menemui jalan buntu. Sebagai alternatif, Orban kembali mendesak Uni Eropa untuk lebih mendukung upaya diplomatik yang dapat membawa perdamaian bagi kedua negara yang terlibat dalam konflik tersebut.
Seperti diketahui, proposal Uni Eropa yang disampaikan lewat diplomat tinggi Uni Eropa, Kallas Kaja, ini bertujuan untuk menambah anggaran bantuan militer kepada Ukraina hingga mencapai €40 miliar (sekitar $43 miliar). Namun, usulan tersebut banyak menghadapi penolakan dari sejumlah negara anggota Uni Eropa. (Zia)