Diterpa Kebijakan 50 Rombel, SMA Quran Cipansor Bertahan dengan Dua Siswa

TASIKMALAYA | Priangan.com – Kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tentang pembatasan jumlah maksimal 50 siswa per rombongan belajar (rombel) berdampak serius pada keberlangsungan sekolah swasta.

Salah satunya dialami SMA Quran Cipansor yang berlokasi di Desa Buniasih, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya. Dari delapan calon siswa yang sempat mendaftar, hanya dua yang datang untuk melakukan daftar ulang.

Penurunan jumlah siswa baru itu dianggap sebagai imbas langsung dari kebijakan pemerintah daerah yang memicu migrasi besar-besaran ke sekolah negeri. Sekolah negeri dinilai lebih mampu mengakomodasi kuota rombel dalam jumlah banyak, sementara sekolah swasta perlahan kehilangan peserta didik.

“Dulu yang mendaftar bisa puluhan. Tapi sekarang hanya dua yang benar-benar masuk. Karena masyarakat lebih memilih sekolah negeri yang kuotanya besar,” ujar Dadan Aki Ridwan, Pembina Yayasan Pondok Pesantren Cipansor, Selasa (15/7/2025).

Kondisi ini memaksa SMA Quran Cipansor tetap membuka proses belajar mengajar hanya dengan dua siswa. Menurut Dadan, langkah itu merupakan bentuk komitmen sekolah dalam menjaga keberlangsungan pendidikan, meski dari sisi operasional jelas berat.

“Meski hanya dua siswa, kegiatan belajar tetap kami jalankan. Tapi kami tidak bisa tutup mata, operasional jadi beban besar. Pemerintah harus hadir membantu sekolah swasta seperti kami,” tegasnya.

Dadan menilai, kebijakan rombel ini menciptakan ketimpangan yang semakin memperlemah posisi sekolah swasta di tengah masyarakat. Ia merasa keberadaan sekolah non-negeri seperti dianaktirikan dan tidak mendapatkan dukungan berarti.

“Sekolah swasta seperti kami ini justru terdiskreditkan oleh kebijakan tersebut. Seolah-olah yang layak tumbuh hanya sekolah negeri,” tuturnya.

Meski dalam tekanan, SMA Quran Cipansor tetap mempertahankan ciri khasnya. Sekolah ini menawarkan program pendidikan berbasis Al-Qur’an dengan target hafal 30 Juz dalam tiga tahun. Dua angkatan sebelumnya sudah membuktikan, para lulusannya berhasil mencapai target tersebut.

Lihat Juga :  Pemkot Tasikmalaya Pertimbangkan Pembatasan Jam Malam untuk Pelajar

“Dari dua angkatan yang sudah lulus, semuanya hafal 30 Juz. Ini jadi kekuatan dan bukti bahwa kualitas kami tidak kalah,” tambahnya.

Lihat Juga :  Pemkab Garut Mulai Rehabilitasi Jalan Kota: Fokus pada Kenyamanan dan Akses Ekonomi Warga

Untuk menyiasati keterbatasan pendaftar, pihak yayasan kini berupaya menjalin komunikasi dengan pesantren-pesantren lain agar para lulusannya dapat diarahkan melanjutkan pendidikan di SMA Quran Cipansor.

“Kami akan berkoordinasi dengan pesantren-pesantren lain, mudah-mudahan bisa menjadi solusi sementara. Tapi tetap, kami berharap ada perhatian dari pemerintah, khususnya dalam hal dukungan dana operasional,” pungkas Dadan. (yna)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos